Minta Pengaturan Penjualan di Pasar Moneng Lubuklinggau, Pj Wali Kota Instruksikan Ini ke Asisten II

Pj Wali Kota Lubuklinggau H Trisko Defriansa melakukan sidak ke Pasar Moneng Sepati/ist
Pj Wali Kota Lubuklinggau H Trisko Defriansa melakukan sidak ke Pasar Moneng Sepati/ist

Inspeksi mendadak (Sidak) dilakukan Penjabat Wali Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriansa ke Pasar Moneng Sepati, Kelurahan Taba Pingin, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.


"Jadi ternyata memang ada beberapa komoditi yang belum turun seperti bawang. Tapi kalau ayam ras, ayam potong sudah turun," kata Trisko usai sidak pada Kamis, 2 Mei 2024.

Selain itu pihaknya juga dalam sidak tersebut meminta dengan UPTD Pasar Moneng Sepati agar dilakukan pengaturan penjualan. Sebab di lokasi tersebut memang ada pasar pemerintah dan ada pasar yang dikelola oleh masyarakat.

"Nah yang masyarakat ini kan mereka minta, kalau memang yang pedagang basah itu dikelompokan, ikut kelompok juga," ujarnya.

"Walaupun mereka mungkin sudah ada kontrak dengan pemilihan lahan. Tapi masuknya ketertiban pasar itu, kaena adanya pasar masyarakat kan didahului adanya pasar pemerintah," jelasnya.

Sehingga dengan begitu, Pj Wali Kota meminta dilakukan pengaturan oleh UPTD Pasar Moneng Sepati dan Disperindag. Dimana Pj meminta hal itu agar dikoordinir sekaligus menugaskan Asisten II Pemkot Lubuklinggau. 

Lebih lanjut, hasil sidak untuk harga beras menurutnya ada kenaikan Rp 500. Namun kenaikan tersebut masih normal karena ia mendapat edaran secara Nasional memang dari badan pangannya. 

"Harapan kami karena Lubuklinggau ini kota yang memang setiap minggunya kalau rakor dengan Menteri Dalam Negeri itu di ekspose. Makanya kita dengan Forkopimda sepakat untuk menjaga kestablitasan harga ini," ungkapnya.

Kemudian dalam kesempatan itu Pj Wali Kota juga menugaskan Asisten II Pemkot Lubuklinggau untuk berkoordinasi dengan distributor bawang. Itu terkait dengan cara bagaimana menormalkan lagi harga bawang ini.

"Jadi keluhan pedagang kalau tidak seragam. Jadi orang belanja itu seperti ayam didepan yang belakang tidak kebagian pembeli lagi. Makanya saya suruh minta Perindag, UPTD dan Pak Surya duduk satu meja dengan pedagang pasar perwakilan yang dari kelompok pedagang basah tadi dengan pemilik lahan supaya diatur," bebernya.

"Jadi dia tidak kehilangan lahan sewanya dengan di komidit lain umpama jual beras didepan, ayamnya nanti jual di belakang," terangnya.

Kata Trisko, kalau mereka tidak mau meninggalkan lapaknya, maka tidak apa-apa. Sebab disitu sambungnya, apakah mekanisme dengan subsidi atau pedaganh yang dibelakang, mereka bayar dengan masyarakat.

"Tapi yang ini subsidi dulu supaya meramaikan dulu tempat pedagang basah ini. Itu juga cuma 3, 4 pedagang ayam sama daging dan ikan," pungkasnya.