Medan Terjal hingga Cuaca Ekstrem Jadi Hambatan Evakuasi Warga yang Diduga Tewas di Sekitar Kawah Gunung Dempo

Tim gabungan melakukan persiapan untuk mengevakuasi warga yang diduga tewas di sekitar kawah gunung Dempo, kota Pagaralam.(Taufik/RmolSumsel.id)
Tim gabungan melakukan persiapan untuk mengevakuasi warga yang diduga tewas di sekitar kawah gunung Dempo, kota Pagaralam.(Taufik/RmolSumsel.id)

Tim evakuasi gabungan yang terdiri dari BPBD,Polri dan beberapa organisasi relawan saat ini tengah  mendaki puncak gunung Dempo untuk mengevakuasi warga yang diduga meninggal di sekitar kawah.


Tim evakuasi gabungan berangkat menuju puncak merapi Dempo sekitar pukul 14.30 WIB tak lama setelah mendapat informasi soal temuan ini dan diperkirakan akan tiba di puncak merapi Dempo sekitar pukul 21.00 WIB dan jika memungkinkan tim tersebut akan langsung turun setelah beristirahat dan berhasil mengevakuasi warga tersebut.

Dari pengalaman para pendaki Dempo yang pernah ikut jadi relawan SAR di berbagai kejadian tak cuma soal medan menanjak atau menurun saja yang harus jadi perhatian namun faktor cuaca juga sangat mempengaruhi proses operasi SAR.

Seperti pengalaman Rudi yang pernah jadi relawan evakuasi dimana diceritakannya medan pendakian ke puncak Dempo kemiringannya sangat bervariasi mulai dari 35 derajat bahkan beberapa jalur ada yang melebihi sehingga butuh stamina yang stabil di tambah wajib dilengkapi dengan peralatan dan logistik yang memadai dan pada beberapa kasus saat cuaca sedang tidak bersahabat proses evakuasi dapat melenceng dari jadwal sehingga logistik ekstra pun mesti juga harus disiapkan.

"Apalagi jika operasi SAR di laksanakan saat sore atau malam hari tentu kondisinya dan strateginya pun juga harus berbeda,"ujar Rudi.

Kendala paling umum yang dihadapi di gunung Dempo kata Rudi selain suhu dingin dan kemiringan jalur adalah kabut yang pasti menyelimuti gunung terutama saat jelang sore hingga malam hari dan jika operasi SAR harus dilaksanakan pada sore atau malam hari tentu akan memakan waktu lebih lama dari perkiraan awal.

"Kabut saat sore pasti jadi kendala sebab jarak pandang pun pasti akan berkurang dan tim harus berjalan pelan dan berhati-hati akibatnya pasti akan memakan waktu yang agak panjang saat pendakian menuju puncak "tambahnya

Belum lagi saat sudah sudah tiba di puncak jelas Rudi lagi.Terpaan angin atau hujan deras sering terjadi tiba-tiba sehingga proses operasi SAR kadang terhambat di tambah jika korban yang akan di evakuasi posisinya agak menyulitkan maka biasanya tim akan menginap di puncak dan akan melanjutkan operasi SAR keesokan harinya.

"Pernah saat tiba di puncak kabut tebal membuat kami kesulitan untuk berkoordinasi alhasil terpaksa evakuasi ditunda sampai keesokan harinya dan kalau operasinya saat malam hari kondisi penerangan pun kadang juga jadi kendala,"tuturnya lagi.

Tak cuma soal kondisi alam yang sering jadi kendala kata Rudi.Hal-hal magis pun sering ditemui oleh para pendaki atau relawan saat ikut operasi SAR.

"Gunung Dempo memang sangat kental dengan nuansa mistisnya jadi bukan hal yang aneh lagi jika kawan-kawan pendaki sering mengalami hal-hal gaib tapi pantangan untuk diceritakan saat kejadian dan pasti akan jadi bahan cerita saat sudah turun nanti,"tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, postingan foto temuan mayat seorang pria yang berada di puncak Gunung Dempo, kota Pagaralam, Sumatera Selatan viral di media sosial setelah diupload oleh akun facebook @Andyka Tjm Jarai, Rabu (14/6).

Narasi dalam foto itu menyebutkan adanya keadaan darurat dimana seorang pria terkapar di sekitar jalur pendakian puncak Merapi Dempo.

“Asalammmualikum Adek sanak Kundang kanceng Adeng berading tolong informasi ye kalu Ade ye naik puncak Merapi Dempo lewat jarai bukit timur sahi due ahi ni kalu Ade ye kenal nga di foto ni tolong di informasikan keadaan darurat khusususse jarai ,muarapayang,sukamarindu,pajarbulan,”tulis akun tersebut.

Setelah mendapatkan kabar tersebut,tim dari tagana dan BPBD kota Pagar Alam serta Polres Pagar Alam siang ini bergegas menuju puncak Dempo.