Mahasiswa Unbara Bedah Ide Calon Pemimpin OKU dalam Diskusi Publik, Teddy Meilwansyah Tidak Hadir

YPN saat menjawab pertamyaan mahasiswa dalam debat publik di Unbara/Foto: Amizon
YPN saat menjawab pertamyaan mahasiswa dalam debat publik di Unbara/Foto: Amizon

Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan (HIMAPEM) Universitas Baturaja (Unbara) menggelar diskusi publik bertajuk "Bedah Ide dan Gagasan Calon Pemimpin OKU 2024-2029" pada Jumat (20/9). 


Acara ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui tingkat intelektual bakal calon bupati Kabupaten OKU. Dalam diskusi tersebut, kedua pasangan calon yang diundang, Yudi Purna Nugraha - Yenny Elita Sofyan Sani (YPN – YESS) dan Teddy Meilwansyah – Marjito (Bertaji), hanya dihadiri oleh YPN.

Mahasiswa dan akademisi Unbara berkesempatan untuk mengenal lebih dekat sosok calon pemimpin OKU. Setelah YPN memaparkan visi, misi, dan 15 program unggulan, sesi tanya jawab dimulai. Para mahasiswa antusias melontarkan pertanyaan tajam dan kritis, dan YPN berhasil menjawab seluruh pertanyaan dengan lugas. 

Meskipun ada banyak mahasiswa yang ingin bertanya, hanya enam yang dipilih untuk menyampaikan pertanyaan seputar infrastruktur, ekonomi, kemiskinan, kesejahteraan sosial, dan pertanian.

Salah satu pertanyaan menarik datang dari Puspa Dewi, anggota UKM Ikatan Bujang Gadis Kampus (IBGK) 2023. Ia menanyakan tentang kelebihan dan kekurangan YPN sebagai calon pemimpin, serta cara mengatasi kekurangan tersebut. 

YPN menjawab bahwa ia tidak dapat mendeskripsikan kelebihannya dan menyadari banyak kekurangan, terutama dalam hal kesetiakawanan.

"Politik yang efektif sering kali dijalankan tanpa melibatkan perasaan. Saya termasuk orang yang mudah sedih dan memiliki rasa kesetiakawanan, yang kadang membuat hal-hal menjadi tidak produktif," ungkap YPN.

Namun, kata YPN, dalam dunia politik dia menyadari ada kekurangan yang mendalam yang dirasakan, yakni soal kesetiakawanan.

“Politik yang efektif itu sering kali dijalankan tanpa melibatkan perasaan. Tapi saya termasuk orang yang mudah sedih dan ada rasa kesetiakawanan serta persahabatan. Sesungguhnya itu tidak efektif, sehingga banyak hal yang tidak menjadi produktif. Saya kira itu menjadi bagian kekurangan terbesar diri saya,” ujarnya.

Diskusi ini juga dihadiri oleh Ketua Bawaslu OKU, Yudi Risandi, dan Anggota KPU OKU Divisi SDM, Mario Restu Prayogi. Sesi 1 berakhir pada pukul 12.00 WIB dan dipandu oleh Eva Susanti, Sekprodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unbara.

Namun, sesi 2 yang dijadwalkan berlangsung dari pukul 13.30 WIB hingga 16.30 WIB batal dilaksanakan karena ketidakhadiran paslon Teddy Meilwansyah dan Marjito Bachri yang memiliki acara di tempat lain. Sesi ini hanya dihadiri oleh Staf Bawaslu OKU, Muhammad Rizky Apansyah.