Libur Panjang Ditakutkan Jadi Klaster Baru, Satgas Tegaskan Ini

Wiku Adisasmito / net
Wiku Adisasmito / net

Masa libur panjang pada akhir bulan Oktober ini diharap tidak menjadi klaster penularan baru Covid-19, seperti yang pernah terjadi pada lebaran Idul Fitri yang lalu.


Sebab pada masa libur lebaran Idul Fitri tanggal 22 sampai 25 Mei lalu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat kenaikan kasus harian dan kumulatif mingguan sekitar 69 persen sampai 93 persen dengan rentang waktu 10 sampai 14 hari.

Karena itu, Jurubicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, meminta masyarakat mengantisipasi potensi penularan Covid-19 saat libur panjang.

"Keputusan untuk keluar rumah harus dipikirkan secara matang dan mempertimbangkan semua risiko yang ada," ujar Wiku dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB, Selasa (20/10).

Menurut Koordinator Tim Pakar Satgas ini, masyarakat yang dalam keadaan mendesak harus melakukan kegiatan diluar rumah, khususnya saat periode libur panjang nanti, harus mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumuman, serta mencuci tangan.

Karena selain mengacu kepada pengalaman Idul Fitri, Wiku juga mencatat lonjakan kasus positif yang lebih besar terjadi pada perayaan HUT RI.

Di mana, kenaikan jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan naik sebesar 58 persen hingga 118 persen pada pekan ketiga Agustus dengan rentang waktu 10 - 14 hari.

"Hal ini dipicu karena kerumunan di berbagai lokasi yang dikunjungi masyarakat selama liburan, serta tidak patuhnya masyarakat terhadap protokol kesehatan," demikian Wiku Adisasmito.