Kualitas Udara di Pagar Alam Menurun, Imbas Terkepung Asap Karhutla

Kondisi asap karhutla yang mulai menyelimuti kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Kamis (19/10). (Taufik/RMOLSumsel.id)
Kondisi asap karhutla yang mulai menyelimuti kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Kamis (19/10). (Taufik/RMOLSumsel.id)

Kualitas udara di kota Pagar Alam, Sumatera Selatan menjadi menurun lantaran kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai menutupi kota tersebut sejak beberapa waktu terakhir.


Pantauan RMOLSumsel, kabut asap mulai pekat saat pagi hingga menjelang siang, Kamis (19/10). Bukan hanya mengurangi jarak pandang, namun bau menyengat dari bekas karhutla juga ikut terbawa angin hingga membuat panas di hidung.

Dikutip dari situs pemantau kualitas udara IQAir level indeks kualitas udara (AQI) kota Pagar Alam pada hari ini berada di angka 103 atau  atau 7,3 kali d  bawah ambang batas standar kualitas udara normal sehingga masuk dalam level tidak sehat.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pagar Alam Anjas mengatakan,sejak musim kemarau tercatat sudah sebanyak 30 kali lebih terjadi Karhutlah di wilayah kota Pagar Alam dimana mayoritas titik api tersebut berada di wilayah Kecamatan Dempo Tengah dan Selatan.

Anjas membeberkan hampir sebagian besar penyebab Karhutla tersebut karena kelalaian masyarakat namun ada dugaan sebagian juga karena disengaja.

“Penyebabnya paling sering karena kelalaian warga seperti membuang puntung rokok di semak-semak pinggir jalan atau saat membakar sampah dedaunan di sekitar kebun. Api membesar lalu menyambar ke lokasi lain namun ada dugaan Karhutla di beberapa titik karena disengaja dan ini sedang kami dalami juga kami akan koordinasikan dengan penegak hukum,"ujar Anjas.

Kabag Ops Polres Pagar Alam AKP Herry menambahkan, untuk mengantisipasi penyebaran karhutla pihaknya terus memobilisasi petugas patroli di tambah penyebaran maklumat melalui spanduk tentang bahaya membakar lahan pada musim kemarau beserta ancaman hukumannya.

"Yang terbesar terpantau di aplikasi hot spot milik Polres Pagar Alam baru dua titik seperti yang terjadi Karhutlah di Kecamatan Dempo Selatan beberapa waktu lalu dan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi kami terus menggerak petugas Patroli dan menyebarkan spanduk sosialisasi namun untuk laporan adanya tindakan pembakaran lahan karena di sengaja kami belum mendapatkan informasi itu,"terang Herry.

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Pagar Alam Dessy Elviani menyarankan agar masyarakat menggunakan masker saat beraktifitas di luar rumah guna mengantisipasi penyakit gangguan pernapasan akibat polusi asap Karhutlah.

"Kami sarankan agar masyarakat menggunakan masker di luar rumah terutama bagi anak-anak maupun orang yang mempunyai penyakit pernapasan bawaan,"kata Dessy. [TF]