Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tentang Kemenag adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU) menuai polemik di kalangan masyarakat. Muncul desakan agar pria yang Ketua Umum GP Ansor NU itu diminta menarik ucapannya.
- Komisi III DPR Desak KPK Tindaklanjuti Dugaan Korupsi Kuota Haji yang Libatkan Menag Yaqut
- Menag Yaqut: Perjuangan Politik Telah Usai, Sekarang Mari Berjuang Meraih Fitri
- Menag Minta Masjid Tak Dijadikan Panggung Politik
Baca Juga
Dasar desakan itu, lantaran apa yang telah disampaikan Yaqut sarat bermuatan keberpihakan pada Ormas tertentu yakni Ormas NU.
Pengamat Politik Hendri Satrio mempunyai pandangan berbeda terhadap pernyataan orang nomor satu di Kemenag itu. Menurut pendiri lembaga survei Kedai Kopi itu, Yaqut perlu mengikuti tes wawasan kebangsaan (TWK) seperti yang dijalani setiap calon Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dengan menjalani TWK, pria yang karib disapa Hensat ini mengatakan bahwa akan diketahui sejauh mana wawasan kebangsaannya.
Dasar Hensat mengusulkan itu, sebab pernyataan Yaqut itu bukti bahwa dirinya tidak memiliki rasa keadilan bagi seluruh umat muslim yang ada di Indonesia.
"Itu jelas pengetahuannya tentang negara sangat kurang, dan mestinya ikut tes wawasan kebangsaan itu Menteri Agama sebaiknya begitu itu,” tegas Hensat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (24/10).
Hensat menambahkan, dengan mengikuti TWK, masyarakat akan dapat menilai kualitas kebangsaan Menag dalam hal memperjuangan keadilan sosial sebagaimana amanat Pancasila.
"Sehingga kita bisa lihat kemampuan dari pandangan kebangsaan dari seorang Kementerian Agama,” tutupnya.
- MUI Tegaskan Haram bagi Orang Kaya Gunakan LPG 3 Kg dan Pertalite Bersubsidi
- Kemenag Harus Cari Solusi untuk Jemaah Haji Lansia yang Dilarang Berangkat pada 2025
- Masa Jabatan Masih Panjang, Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof Nyayu Khodijah Dirotasi ke Kemenag