Kekeringan Menghantui Petani di Pagar Alam, Ribuan Hektar Tanaman Padi Terancam Gagal Panen

Tanaman padi di lahan petani yang mengering akibat kemarau panjang/ist
Tanaman padi di lahan petani yang mengering akibat kemarau panjang/ist

Kekeringan yang berkepanjangan telah melanda kecamatan Dempo Selatan di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, dan menyebabkan kerugian besar bagi petani setempat. 


Sekitar 45 hektare tanaman padi milik warga di wilayah ini terancam gagal panen, mengakibatkan mereka menderita kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Salah seorang petani, Yono, yang memiliki lahan seluas sekitar 2 hektare, mengungkapkan ketidakpastiannya terhadap masa depan tanaman padinya yang baru berumur sekitar 40 hari. 

Jika hujan tidak turun dalam bulan ini, ia memperkirakan bahwa tanaman padinya akan mati, dan kerugian yang akan ia alami mencapai lebih dari Rp35 juta.

"Lahan milik saya memerlukan biaya sekitar Rp 7 juta hanya untuk mengolah lahan sebelum menanam, ditambah biaya pupuk dan lain-lain sekitar Rp 3 juta. Harapan saya adalah mendapatkan sekitar 3 ton gabah jika panen, yang dapat bernilai sekitar Rp 24 juta setelah dikurangi modal tanam dan pupuk. Namun, karena tanaman terancam mati, saya akan mengalami kerugian," keluh Yono.

Seorang petani lainnya, Ripanto mengkonfirmasi bahwa hampir seluruh petani di kawasan Dempo Selatan mengalami nasib serupa sejak musim kemarau dimulai sekitar dua bulan yang lalu.

"Punya saya sendiri juga sekitar 2 hektare, dan kerugian kami hampir pasti mencapai puluhan juta," ujarnya.

Yono dan Ripanto mencoba menyelamatkan tanaman padi mereka dengan menggunakan mesin penyedot air dari aliran sungai yang berjarak sekitar 200 meter dari lahan persawahan. Namun, usaha ini juga mengalami kegagalan karena debit air sungai yang surut akibat kemarau.

Warga berharap agar hujan segera turun untuk menyelamatkan tanaman padi mereka dan mencegah kerugian lebih lanjut. Kondisi ini tidak hanya mengancam kehidupan para petani pemilik sawah, tetapi juga telah menyebabkan kenaikan harga beras di pasaran lokal Kota Pagar Alam akibat minimnya pasokan gabah dari petani di penggilingan. (tf).