Kebakaran Lahan Makin Meluas, OKI Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

Kebakaran yang terjadi di kawasan SP4 Embacang Permai.(Hari Wijaya/RMOLSumsel.id)
Kebakaran yang terjadi di kawasan SP4 Embacang Permai.(Hari Wijaya/RMOLSumsel.id)

Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan meningkatkan status siaga darurat bencana menjadi tanggap darurat bencana lantaran titik api Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)semakin meluas. 


Hal tersebut terlihat dari adanya titik api yang bermunculan di kawasan OKI hingga menyebabkan terjadinya kabut asap.

Beberapa hari terakhir, titik api muncul dan membakar lahan gambut di Tol Kayuagung-Palembang pada KM 356+400. 

Kebakaran terjadi sejak Rabu (30/8) dini hari dan hingga saat ini pihak Satgas Karhutla masih melakukan pemadaman di sejumlah titik api di kawasan tersebut.

Di Desa SP4 Embacang Permai Kecamatan Mesuji Raya Kabupaten OKI, sejumlah perkebunan warga ikut terdampak akibat kebakaran di kawasan tersebut. 

Salah satu warga Embacang Elvis mengatakan, kebakaran hutan dan lahan semakin meluas musim kemarau tahun ini, api juga telah merambat hingga perkebunan warga.

“Tidak hanya berdampak kepada lingkungan karena asap pekat, tapi hasil pertanian warga juga terancam gagal panen bahkan sebagian pohon sawit dan tanaman warga lainnya ada yang sudah hangus terbakar, berharap pemerintah segera mengatasinya secepat mungkin jangan sampai meluas,” jelasnya, Senin (4/9). 

Elvis juga menceritakan bahwa kabut pekat sangat mengganggu penglihatan warga saat berkendara. 

"Kami khawatir mengganggu kesehatan anak-anak karena kabut asap yang sangat pekat," ucapnya.

Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab OKI, Antonius Leonardo mengatakan, pihaknya berapa hari yang lalu telah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa pihak terkait dan telah meningkatkan status Siaga Darurat Bencana menjadi Tanggap Darurat Bencana. 

"Peningkatan status ini untuk lebih mengoptimalkan upaya pengendalian Karhutlah dengan memaksimalkan semua sumber daya,” ungkap Antonius. 

Anton menjelaskan, dengan peningkatan status tersebut, semua pihak wajib memiliki kesadaran kolektif akan kepedulian terhadap bencana, termasuk yang berkaitan dengan Karhutlah.

Berdasarkan laporan Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin kondisi ril hotspot dan hotsfire di OKI semakin meningkat, ditandai oleh lebih kurang 30 hari sampai dengan hari ini eskalasi Karhutlah cenderung meningkat.

“Update terakhir BMKG Provinsi Sumsel bahwa puncak kemarau cenderung bergeser ke bulan September dan curah hujan semakin menurun," ucap Lestiadi.

Ia mengutarakan, hasil dialog teknis dan evaluasi dengan para pihak menyepakati peningkatan status dari siaga darurat bencana menjadi tanggap darurat bencana asap. 

Listiadi menyampaikan, status tanggap darurat bencana Asap merupakan signal diperlukannya kerjasama antar elemen dalam penanggulangan bencana Karhutla. 

Listiadi juga mengatakan, kebakaran yang terjadi di kawasan OKI masih didominasi kebakaran lahan gambut, sehingga dibutuhkan pemadaman secara inten. 

"Kawasan tersebut merupakan kawasan lahan gambut, api sulit dipadamkan. Untuk itu kami terus berupaya memadamkan api secara berkala yang juga dibantu lewat water bombing," jelas Lestiadi. 

Lestiadi juga mengatakan, dalam tiga hari terakhir, tim Manggala Agni dikerahkan memadamkan api di kawasan Ogan Ilir dan OKI. 

"Kami terus berkoordinasi dengan tim patroli udara untuk menyisir wilayah yang terbakar," tuturnya.