Istri Korban Tabrak Lari di Palembang Minta Pelaku Tanggung Jawab

Istri korban, Ermawati saat diwawancarai. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)
Istri korban, Ermawati saat diwawancarai. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)

Kesedihan mendalam dialami Ermawati (40) istri Hamim (51), seorang petugas kebersihan jalan di Palembang yang menjadi korban tabrak lari, kemarin (20/4).


Erma yang tengah mengandung anak keempatnya ini pun tak dapat membendung airmatanya, saat melihat suaminya masih terbaring dirawat intensif di RS Siloam Sriwijaya Palembang. Hingga saat ini, pelaku pun belum diketahui identitasnya.

"Kemarin kami masih seperti biasa, Ayah masih antar kami. Tidak ada firasat bakal seperti ini," ujar Ermawati yang tak kuasa menahan tangis, Kamis (21/4)

Kesedihan dirasakan mendalam oleh Erna tatkala mengingat sampai hari ini pelaku tabrak lari masih enggan datang dan menunjukkan itikad baik. Jangankan untuk menanggung biaya rumah sakit, pelaku sampai sekarang belum juga datang untuk menyampaikan permintaan maaf ke keluarga korban. 

"Saya ini tidak mau apa-apa, cuma mau lihat itikad baiknya. Suami saya sampai begitu gara-gara perbuatan dia (pelaku). Tega dia langsung pergi saja, tidak kasihan dia sama kami pihak keluarga," tambahnya.

Saat kejadian berlangsung diketahui Erma sedang berada di rumah tetangganya untuk melakukan pekerjaan membuat kue lebaran sebagai usaha membantu pemasukan rumah tangga keluarganya.

"Saat mendengar kabar tersebut saya langsung lemas dan tidak percaya. Akhirnya, kami langsung berangkat ke rumah sakit untuk memastikan keadaan suami saya," ceritanya.

Erma berujar, sudah lima tahun suaminya bekerja sebagai tukang sapu jalan dibawah naungan Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang. Sebelumnya Hamim bekerja sebagai pengumpul barang-barang bekas untuk menafkahi keluarga. Erma sendiri tak ingin tinggal diam melihat suaminya bekerja sendiri mencari uang. 

Untuk itu dia rela ikut kerja serabutan mengurus rumah-rumah tetangga sampai akhirnya bekerja di rumah salah satu bidan. Dari bidan tersebut mereka bisa mendapat sebuah rumah tumpangan sehingga tidak perlu lagi menyewa tempat tinggal untuk berteduh. 

"Kami tidak punya rumah, tinggalnya ngontrak terus. Sejak saya kerja sama bidan kami ditumpangi satu rumah, alhamdulillah tidak bayar," ucapnya. 

Erma yang sedang hamil kini harus menyiapkan mental dan tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidup ketiga anaknya yang masih berusia 15 tahun, 13 tahun dan 11 tahun. Sebab sang suami masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, belum lagi nantinya akan melewati masa pemulihan pasca perawatan. 

"Saya sendiri belum tahu gimana kabar suami saya karena orang tuanya yang tunggu di rumah sakit. Soalnya tidak bisa banyak orang disana. Harapannya suami saya cepat sehat, bisa kembali seperti dulu," pungkasnya.