Badan Pusat Statistik mencatat wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami inflasi bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,37 persen pada periode September 2023.
- Turis Malaysia Dominasi Kunjungan Wisman di Awal Tahun
- BPS Rilis Data Inflasi Terbaru, Pj Walikota Palembang: Perekonomian Tetap Terkendali
- Industri Pengolahan Tumbuh 5,20 Persen, Menperin Yakin Masih Bisa Ditingkatkan
Baca Juga
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, realisasi inflasi gabungan 2 Kota IHK Provinsi Sumatera Selatan atau Sumsel tercatat sama dengan inflasi nasional yang sebesar 2,28 persen (yoy).
"Inflasi 0,37 persen itu lebih tinggi dari periode sebelumnya yang mengalami deflasi 0,04 persen. Sementara, inflasi tahunan (year on year/yoy) sebesar 2,28 persen," kata Kepala BPS Provinsi Sumatera Selatan Moh Wahyu Yulianto di Palembang.
Ia menjelaskan kurang lebih 400 komoditas yang dipantau setiap bulannya terdapat 10 komoditas utama yang memberikan andil inflasi.
"Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara bulanan, yaitu beras yang mengalami perubahan harga mencapai 11,96 persen dan andil mencapai 0,488," jelasnya.
Lalu, diikuti oleh komoditas rokok kretek filter dengan perubahan harga 0,87 persen dengan andil 0,016 dan komoditas daging ayam ras yang mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen dan andil 0,016.
"Untuk komoditas nonmakan penyumbang inflasi tertinggi dari komoditas bensin yang memberikan andil sebesar 0,034," ujarnya.
Ia mengungkapkan komoditas beras sebagai penyumbang inflasi tertinggi disebabkan oleh naiknya harga beras sejak satu bulan terakhir.
Berdasarkan hasil pantauan harga di Pasar KM 5 Palembang 2023 per 2 Oktober 2023 harga beras masih tinggi atau berada di atas penetapan harga eceran tertinggi (HET).
"Harga beras masih cukup tinggi, yaitu mulai dari Rp12.000 per kilogram untuk beras medium dan Rp14.500 per kilogram untuk beras premium," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Biro Perekonomian Setda Pemprov Sumsel Hengky Putrawan mengatakan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menekan kenaikan harga beras adalah dengan memastikan penyaluran beras SPHP tidak terkendala.
"Karena beras SPHP bertujuan untuk menstabilkan harga dan menekan laju inflasi. Jadi kita pantau penyalurannya jangan sampai di lapangan terkendala dan ikut mahal," jelasnya.
Pihaknya juga terus menggencarkan kegiatan operasi pasar baik di Kota Palembang maupun di 16 kabupaten kota lainnya dan dilaksanakan rutin hampir setiap harinya.
- Begini Penjelasan Disdukcapil dan Pemkot Terkait Status Warga Lubuklinggau yang Berubah Kewarganegaraan Malaysia
- Kembangkan Pohon Gaharu Jadi Ikon Baru dan Komoditas Unggulan Sumsel
- Istri Cik Ujang Maju di Pilkada Muara Enim, Begini Kata Pengamat