Industri Pengolahan Tumbuh 5,20 Persen, Menperin Yakin Masih Bisa Ditingkatkan

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita/Net
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita/Net

Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan terus meningkatkan kinerjanya pada triwulan III tahun 2023. 


Pertumbuhan sektor ini mencapai 5,20 persen (yoy), melebihi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang sebesar 4,94 persen pada periode yang sama.

Industri pengolahan masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi dan kontribusinya meningkat menjadi 1,06 persen dari 0,99 persen pada triwulan III-2022. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi kinerja luar biasa dari pelaku usaha di sektor ini.

Namun, Menperin menyadari bahwa kontribusi industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) bisa jauh lebih tinggi jika beberapa masalah yang masih ada dapat diatasi. 

Salah satu masalah tersebut adalah program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang tidak berjalan dengan baik. Masih banyak industri peserta program HGBT yang mendapatkan gas untuk bahan baku dan energi di atas 6 dolar AS per MMBBTU.

Agus juga mencatat bahwa pengetatan arus masuk barang impor belum optimal. Pasar domestik telah dibanjiri barang impor, baik yang masuk secara legal maupun ilegal. Hal ini berdampak negatif pada permintaan produk manufaktur, utilisasi industri, dan tenaga kerja industri.

Ketidakoptimalan ketegasan dan koordinasi antar kementerian dan lembaga juga telah menyebabkan derasnya arus barang impor masuk ke pasar domestik.

Menurut Agus, sektor industri pengolahan dapat meningkatkan pertumbuhannya secara signifikan jika Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan BUMN/BUMD memaksimalkan realisasi belanja Produk Dalam Negeri. 

Dengan lebih banyak belanja produk dalam negeri, pertumbuhan industri manufaktur dapat meningkat, dan kontribusinya terhadap PDB nasional akan jauh lebih besar.