Impor Melonjak, Harga Gula Makin Melejit

Ilustrasi gula. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi gula. (ist/rmolsumsel.id)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami lonjakan kenaikan impor gula hingga 101 persen sepanjang tahun 2023, dengan peningkatan mencolok sebesar 15,86 persen selama Desember. 


Total impor gula Indonesia pada Desember mencapai 379,7 juta dolar AS, menyumbang sekitar 1,81 persen terhadap total nilai impor Indonesia sepanjang tahun lalu, yang mencapai 3,26 miliar dolar AS.

Sementara itu, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Bank Indonesia mencatat bahwa harga gula pasir premium di pasar tradisional telah melampaui Rp18.100 per kilogram. 

Harga gula pasir lokal juga naik, berada di kisaran Rp17.500 per kilogram. Di pasar modern, harga gula relatif lebih terjangkau, dengan jenis premium dibanderol Rp16.750 per kilogram dan gula pasir lokal dihargai Rp16.500 per kilogram.

Faktor utama yang memicu kenaikan harga gula di Indonesia adalah gejolak harga global, di mana komoditas ini mengalami kenaikan hingga 55,5 persen di pasar internasional. 

Pembatasan ekspor oleh negara-negara produsen gula, bersama dengan kurangnya pasokan akibat gagal panen yang dipengaruhi oleh fenomena iklim El Nino, turut berkontribusi terhadap situasi ini.

Dampak kenaikan harga gula tidak hanya terasa di tingkat konsumen, tetapi juga membayangi sektor industri makanan dan minuman. Harga yang masih tinggi dapat mempengaruhi harga jual produk makanan dan minuman, terutama yang memerlukan gula sebagai salah satu bahan baku utama.

Pemerintah Indonesia berencana mengatasi permasalahan ini dengan menerapkan cukai untuk minuman berpemanis dalam kemasan pada tahun 2024. Tarif cukai minuman berpemanis, termasuk teh kemasan, minuman penambah energi, kopi kemasan, dan lain-lain, direncanakan akan berada di kisaran Rp1.500-Rp2.500 per liter. Kenaikan ini diusulkan sejak tahun 2020 dan diperkirakan dapat menyebabkan kenaikan harga produk terkait hingga 50 persen, menurut Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI).

Kenaikan harga gula dan rencana kenaikan cukai minuman berpemanis membawa dampak serius terhadap daya beli masyarakat dan dapat memperdalam penurunan kinerja penjualan eceran. Survei penjualan eceran yang dilakukan oleh Bank Indonesia memperkirakan penurunan penjualan eceran dalam tiga hingga enam bulan ke depan, khususnya pada periode Februari hingga Mei 2024.

Sebagai respons terhadap meningkatnya harga dan untuk mengatasi potensi kelangkaan, beberapa supermarket telah mengambil langkah-langkah antisipatif, seperti membatasi pembelian gula maksimal 2 kilogram per konsumen. Pemerintah juga telah mengeluarkan izin impor gula putih sebesar 708.609 ton untuk konsumsi rumah tangga, sementara kuota impor gula pasir untuk kebutuhan industri tahun ini ditetapkan di kisaran 4,77 juta ton. Total kuota impor gula tahun ini mencapai sekitar 5,4 juta ton, menunjukkan upaya pemerintah untuk memastikan pasokan cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik.