Mencuatnya kasus pelecehan seksual oleh oknum dosen kepada mahasiswi di Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya membuat Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi (IKAFE) Unsri geram. Mereka pun sepakat untuk mengawal kasus ini hingga tuntas dengan membentuk task force.
- Peragakan 14 Adegan, Begini Cara Ridho Habisi Nyawa Temannya
- Residivis Curanmor Asal Rejang Lebong Tertangkap di Lubuklinggau
- Terbukti Jadikan Mahasiswi FE Unsri Objek Pornografi, Reza Terancam 12 Tahun Penjara
Baca Juga
Hal itu diketahui melalui Surat Keputusan IKAFE Unsri Jabodetabek No:01/IKAFEUNSRIJBDTK/TTF-PPSU/XII/2021 tentang Pengangkatan Tim Task Force IKAFE Unsri - PPSU Penanganan Pelecehan Seksual di FE Unsri. SK tersebut dikeluarkan di Jakarta pada 10 Desember 2021 dan ditandatangani Ketua Umum PK IKAFE Unsri Jabodetabek, Dedi J Sunarto.
Dalam SK tersebut, Dedi menjelaskan, pembentukan task force ini dikarenakan berbagai pertimbangan, di antaranya, semakin memburuknya nama Unsri disebabkan lambat dan tidak transparannya penanganan kasus pelecehan seksual di FE Unsri.
Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya yang kuat untuk mendorong, mengawasi, dan memantau proses penyelesaian yang akan dilakukan pihak Rektorat Unsri.
“Dalam proses penyelesaian dibutuhkan pendampingan yang serius baik dalam proses penanganan hukum (advokasi) maupun proses administrasi yang kebijakannya akan dikeluarkan oleh Rektorat Unsri, termasuk perlindungan korban dan saksi, serta program pendampingan untuk mengurangi trauma psikologi korban,” ujar Dedi.
Sesuai SK ini, masa kerja tim pendamping/task force IKAFE Unsri dimulai pada 10 Desember 2021 hingga kasus dianggap selesai baik berdasarkan putusan hukum yang bersifat tetap maupun berdasarkan kesepakatan bersama.
Dedi menerangkan, tugas dari tim pendamping/task force ini adalah membangun komunikasi dengan Dekanat dan Rektorat Unsri guna memantau dan mendorong proses administrasi dan hukum yang adil dan transparan. Tim juga bertugas berkoordinasi dengan pihak terkait seperti tim advokasi, Rektorat, Dekanat, penegak hukum, media massa, serta organisasi pemerhati perempuan.
“Tim juga memberikan afirmasi kepada korban dalam proses menyelesaikan pendidikannya jika korban mengalami hambatan sebagai dampak psikis dari kekerasan seksual yang dialaminya. Penyelesaian pendidikan merupakan upaya pemulihan korban dan memastikan korban mendapatkan hak-haknya,” papar Dedi.
Selanjutnya tim juga berkoordinasi dengan pihak-pihak yang dapat membantu trauma psikologi dan perlindungan kepada korban dan saksi.
“Tim juga bertugas menyalurkan dukungan moril dan materil kepada tim advokasi dan sukarelawan yang dilibatkan dalam kegiatan pendampingan/task force,” tukasnya.
Susunan Tim Pendampingan/Task Force bentukan IKAFE Unsri Jabodetabek
Penanggung Jawab : Dedi J Sunarto (EP 1990)
Pengarah : Meywan Herarosi (AKT 1990)
Purwady Setiono (AKT 1987)
Sri Rahayu (EP 1986)
Lily Widya (AKT 1990)
Penanggung Jawab Lapangan : Bambang Indro Panoyo (EP 1990)
Ketua : Fatah Arafat (EP 1993)
Anggota : Meryanti Samiri (EP 1990)
Taka Liwungang (MGT 1993)
Adnan Lukman Hatta (MGT 1993)
Lisma Noviani (EP 1993)
Rabin Ibnu Zainal (EP 1995)
Iqbal Mashal (MGT 1997)
Sri Lestari Kadariah (FH 1995)
Andri Salinov (AKT 1993)
Rahmat Dwi K (MGT 2014)
- Dokter MYD Pelaku Pelecehan Seksual Pasien RS Bunda Medika Jakabaring Resmi Tersangka
- Polisi Bakal Gelar Perkara, Nasib Dokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Segera Diumumkan
- Kronologi Oknum Dokter Ortopedi Dilaporkan Kasus Pelecehan Seksual Istri Pasien
