Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilai tidak berdampak signifikan terhadap daya beli rakyat. Karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo diminta untuk menunda menaikkan harga BBM saat daya beli rakyat turun sejak pandemi Covid-19.
- Pertamina Sebut 400 Ribu SPBU Terindikasi Selewengkan Pertalite dan Solar
- Pertalite Bakal Dihapus, Komisi VII Minta Pembatasan BBM Bersubsidi Tetap Dilakukan
- Isi Solar Subsidi Berulang dengan Tangki Modifikasi, 4 Pembeli dan 3 Karyawan SPBU Ditangkap Polisi
Baca Juga
Hal itu disampaikan Ketua Majelis Jaringan Aktivis ProDemokrasi (ProDEM), Iwan Sumule, merespons rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM subsidi.
"Rencana pemerintah Jokowi naikkan harga BBM baiknya ditunda," ujar Iwan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (29/8).
Iwan menilai tanpa ada kenaikan harga BBM, BLT dari pemerintah pun tidak berdampak karena daya beli masyarakat terus turun sejak pandemi.
Iwan pun turut menyoroti harga minyak dunia yang saat ini turun. Sehingga, ia beranggapan menaikkan harga BBM saat ini bukanlah kebijakan yang tidak tepat.
"Padahal, harga pasar minyak sekarang 83 dolar AS/barrel, turun dari harga acuan APBN 2022 100 dolar AS/barrel. Diam sengsara, melawan ada harapan," pungkas Iwan.
- Sopir Truk di Lubuklinggau Minta Pertamina Aktifkan Penjualan Solar di SPBU Wijaya, Ini Alasannya
- Pertamina Tambah Pasokan LPG 3 Kilogram Hingga 7 Juta Tabung
- Pertamina Perintahkan Agen Gas Putuskan Hubungan Usaha Pangkalan Nakal di Pagar Alam