Sopir Truk di Lubuklinggau Minta Pertamina Aktifkan Penjualan Solar di SPBU Wijaya, Ini Alasannya

Sopir dump truk berharap agar SPBU Wijaya segera beroperasi melayani pembelian BBM jenis solar. (ist/rmolsumsel.id)
Sopir dump truk berharap agar SPBU Wijaya segera beroperasi melayani pembelian BBM jenis solar. (ist/rmolsumsel.id)

Sejumlah sopir dump truk saat ini mengeluhkan jauhnya jarak untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Itu dirasakan mereka pasca SPBU Wijaya di daerah Megang Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan tak lagi melayani pembelian BBM solar.


"Kalau sekarang ini susah sekali. Apalagi seperti di SPBU Wijaya itu kan lah tutup sudah lama. Kalau bisa jangan lama-lama," kata salah seorang sopir dump truk, Ardi, Rabu (24/4).

Menurut Ardi, saat ini untuk membeli BBM solar dirinya terpaksa harus ke daerah Rupit, Kabupaten Muratara dan kawasan Durian Rampak dan Terawas Kabupaten Musi Rawas.

"Jadi untuk beli solar jauh sekali, otomatis nambah biaya operasional. Kalau malam-malam kan cuma di Wijaya yang buka 24 jam. Kalau di tempat lain di Rupit ada, jauh," ujarnya.

"Makanya minta tolong kalau bisa dipercepat dibukanya. Seperti kami kalau malam-malam. Kalau SPBU lain kan banyak tutup," jelasnya.

Kata Ardi, keseharian dirinya mengangkut batu, pasir dan kayu. Itupun menurutnya, kalaupun untuk menjalankan aktivitas bila belum mendapat solar terpaksa meminjam cadangan solar punya teman.

"Kalau tidak ada, istirahat dulu, kadang menunggu dulu, mikir dimana beli minyaknya. Apalagi malam, kan susah itu, tidak ada yang buka itu. Cuma yang buka itu kan di Wijaya yang 24 jam," bebernya.

Ardi menambahkan, dalam sehari dump truk yang dikendarainya membutuhkan sekitar 60 liter solar seharga Rp 500 ribu. "Jadi kami merasa kesulitan dengan ditutup beli minyak. Sebab kalau beli di SPBU lain nambah lagi biaya operasional," timpalnya.

Di Kota Lubuklinggau, diketahui SPBU Wijaya di daerah Megang merupakan salah satu SPBU yang buka 24 jam. Namun SPBU tersebut kini tak lagi melayani penjualan BBM solar lantaran mendapat pembinaan dari Pertamina pasca adanya BBM solar bercampur air akibat dampak hujam deras hingga air masuk ke dalam penampungan.

Ditempat terpisah Sales Manager Pertamina Area IV, Nanda mengatakan kalau SPBU Wijaya tersebut saat ini proses menyelesaiakn ketentuan yang ada. Sehingga pihaknya mengaku tidak dapat membukanya langsung untuk melayani pembelian BBM solar.

"Karena belum selesai treatment. Itu kan masih ada solar bercampur air. Sama ada beberapa aspek yang harus dipenuhi terkait safety-nya," bebernya.

Nanda menjelaskan, bila sudah selesai perbaikan dan treatmen, maka SPBU tersebut dibuka untuk melayani BBM solar. Sebab hal itu dilakukan pihaknya untuk mengantisipasi hal-hal yang sama tidak terjadi lagi.