Harga Gula Naik, Masyarakat Lahat Diimbau Tak Panik

Harga gula pasir di tingkat pedagang di Kabupaten Lahat juga mengalami kenaikan signifikan. Jika biasanya harga gula pasir Rp. 12.500 hingga Rp. 13.000 per kilogram, maka sejak beberapa hari terakhir harganya naik berkisar Rp. 16.000 hingga Rp. 17.000 per kilogram di tingkat pedagang pengecer.


Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat menyebut, kenaikan harga gula pasir itu terjadi lantaran keterbatasan stok akibat mundurnya musim giling. Bahkan kenaikan terjadi secara nasional. Masyarakat diimbau tidak panik mengingat stok gula di Kabupaten Lahat masih aman.

"Kenaikan itu bukan saja terjadi di Kabupaten Lahat, melainkan secara nasional, faktor keterbatasan stok akibat mundurnya musim giling. Penyebab kenaikan, sudah disampaikan oleh sumber dari Kementerian Perdagangan. Atas arahan Presiden, dan masukan dari Kepala Dinas Perdagangan se Indonesia, sudah menghitung neraca gula kebutuhan sampai bulan Juni 2020. Pertimbanganya musim giling gula petani tahun ini akan mundur di bulan Juni. Praktis gula petani tebu diperkirakan akan bisa di pasarkan bulan Juli mendatang," urai Fikriansyah, Kepala Dinas Pedagangan Lahat kepada wartawan, Rabu (11/3).

Dikemukakan Fikriansyah, pihaknya telah memantau stok di beberapa distributor, saat ini stok gula pasir cukup tersedia. Namun, tetap mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik. Sebab Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat akan terus berkoordinasi ke pihak di tingkat kabupaten ataupun provinsi.

" Hari Senin (9/3), kami telah mengutus petugas memantau stok dan harga rata-rata gula pasir di pasaran. Memang terjadi kenaikan secara bervariasi, guna menjamin ketersediaan, kepada pedagang dan distributor, kami minta kerjasamanya untuk tetap mendistribusikan persediaan yang ada, dan tidak menimbun," katanya.

Pemerintah pun melalui Kementerian Perdagangan, tukas Fikriansyah, telah menyetujui impor raw sugar, untuk bahan baku gula konsumsi agar mencukupi sampai bulan Juni mendatang.[ida]