Golkar Sumsel Tegaskan Tidak Mendukung Calon Kepala Daerah Berbasis Popularitas

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Sumsel 2 DPD Partai Golkar Sumsel, Dr Hilmin MPd/ist
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Sumsel 2 DPD Partai Golkar Sumsel, Dr Hilmin MPd/ist

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumatera Selatan (Sumsel) dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan dukungan kepada calon kepala daerah (Cakada) yang hanya mengandalkan popularitas sebagai modal utama. 


Pernyataan ini muncul sebagai bagian dari persiapan menjelang pemilihan kepala daerah yang semakin dekat.

"Tahapan itu sedang kita lakukan, memang kita belum melakukan pemanggilan satu-satu. Nanti kita umumkan kepada publik setelah tracking pemetaan ini selesai, baru kita membuka pendaftaran secara terbuka," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu Sumsel 2 DPD Partai Golkar Sumsel, Dr Hilmin MPd, Sabtu (12/8).

Dia menjelaskan, pihaknya telah menetapkan beberapa faktor penting dalam menilai dan memilih dukungan terhadap calon kepala daerah. Pertama-tama, partai akan mempertimbangkan prestasi calon. 

Prestasi yang diakui dan dihargai baik dalam bidang pemerintahan maupun di luarnya menjadi modal penting. Kinerja calon akan dinilai dari kebijakan yang diterapkan dan dampaknya bagi masyarakat, baik dalam skala lokal maupun nasional.

Selain prestasi, latar belakang calon juga akan menjadi bahan pertimbangan. Partai Golkar ingin memastikan bahwa calon memiliki latar belakang pendidikan dan hubungan yang baik dengan masyarakat. 

Keberadaan calon harus diakui bukan hanya oleh pihak partai, tetapi juga oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, popularitas semata tidak akan menjadi dasar tunggal dalam menentukan dukungan.

"Tetapi kita mempertimbangkan aspirasi publik. Bisa melalui survei, seberapa tinggi elektabilitasnya. Bukan hanya popularitas," kata Hilmin

Hilmin menjelaskan bahwa partai juga akan memeriksa dedikasi dan loyalitas calon terhadap masyarakat. Partai Golkar Sumsel juga memberikan peluang untuk kolaborasi baik di tingkat internal maupun eksternal. 

Skema persiapan calon melibatkan partai-partai lain dan bahkan individu yang belum memiliki afiliasi partai. "Skema persiapan itu tetap kita lakukan karena kalau Partai Golkar sendiri yang maju tentu kekuatan secara politik, kekuatan elektoral kita sangat terbatas. Maka perlu dukungan kolaborasi kerjasama komitmen politik kerakyatan sehingga kita sekali maju menang," katanya.