Partai Golkar disebut bakal mengusung kadernya yang juga ketua Golkar Palembang, Muhammad Hidayat di Pilkada mendatang.
- Dukungan Bagi Calon Non-Partai Dinilai Sebagai Bukti Gagalnya Kaderisasi, Memicu Penolakan di Akar Rumput
- Golkar Palembang Kirim Nama Pendaftar Pilkada Serentak ke Pusat
- DPD Partai Golkar Kota Palembang Tunjuk Muhammad Hidayat Sebagai Calon Walikota
Baca Juga
Dukungan bagi Dayat-sapaan akrabnya, akan merubah konstelasi politik bagi calon yang saat ini bermunculan. Dukungan ini, bahkan disebut berimbas batalnya pencalonan Ratu Dewa-Prima Salam karena kurangnya dukungan partai.
Untuk diketahui, saat ini sudah ada tiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang sudah mendapatkan dukungan lengkap dari partai, sesuai syarat. Pertama ada Yudha Mahyuddin-Bharuddin yang didukung oleh Demokrat (6 kursi) dan PKS (5 kursi).
Lalu ada Fitrianti Agustinda-Nandrian yang didukung oleh Nasdem (9 Kursi), PAN (5 kursi) dan PKB (4 kursi). Sementara Ratu Dewa-Prima Salam baru mengantongi dukungan dari Gerindra (8 kursi). Praktis tersisa 13 kursi di DPRD Kota Palembang yakni Golkar (8 kursi) dan PDI Perjuangan (5 kursi). Sisa kursi inilah yang kini tengah diperebutkan.
Apabila Golkar memberikan dukungan kepada Muhammad Hidayat, maka tersisa kursi dari PDI Perjuangan yang akan menjadi penentu tiket untuk paslon terakhir atau ketiga yang akan bertarung di Pilkada Palembang 27 November mendatang.
Melansir keterangan resminya, Ketua DPD Partai Golkar kota Palembang Muhammad Hidayat menyebut sesuai dengan arahan DPP Partai Golkar untuk mengusung kadernya sendiri, sekaligus berkoalisi dengan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Sesuai arahan ketum (Airlangga Hartarto) dan Ketua DPW Provinsi, Inshaallah berkoalisi dengan Gerindra dan Partai KIM lainnya," ujar Dayat.
Jika diasumsikan demikian, maka Hidayat berpotensi maju dengan menggandeng kader yang telah mendapat mandat dari Gerindra yang saat ini telah mendampingi Ratu Dewa, yakni Prima Salam. Jika benar, maka Duet Hidayat-Prima Salam akan jadi paslon terakhir atau paslon ketiga.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes), Bagindo Togar menganalisa, manuver Ketua DPD Kota Palembang, Hidayat saat bertemu dengan Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dipastikan dapat merubah arah politik di Pilkada Palembang.
Dari sisi prestasi, Hidayat berhasil membuktikan kepemimpinannya di Palembang dengan meningkatnya perolehan jumlah kursi di DPRD Palembang, dari 5 kursi menjadi 8 kursi. Hal itu tentu menjadi pertimbangan DPP Golkar untuk mencalonkannya pada Pilkada mendatang.
"Hidayat ini kader yang berprestasi. Jadi tidak bisa dianggap sebelah mata. Ketimbang mendukung yang di luar kader, Golkar yang merupakan partai besar tentu lebih mengutamakan kadernya untuk maju," kata Bagindo saat dibincangi, Jumat (2/8).
Dia menuturkan, dari peta calon muncul, hampir seluruhnya menjabat sebagai ketua partai. Ketua DPC Partai Demokrat Palembang, Yudha Pratomo Mahyudin dan Ketua DPD PKS Palembang, Baharuddin berhasil membuktikan kapabilitasnya sebagai pimpinan partai di daerah dengan berhasil memperoleh dukungan dari pusat.
Lalu, Ketua DPC Nasdem Palembang, Fitrianti Agustinda juga berhasil menunjukkan kepiawaiannya dengan memperoleh dukungan dari partainya sendiri maupun koalisi lainnya.
Sementara Ketua DPC Gerindra Palembang, Prima Salam juga telah mendapat restu dari partainya untuk maju. "Para ketua partai daerah saat ini tengah menunjukkan powernya. Sehingga, peluang calon non partai untuk bisa mendapat dukungan semakin menipis," ucapnya.
Di sisi lain, Bagindo juga menilai langkah Ratu Dewa yang selama ini menanamkan opini ke masyarakat bahwa hanya dirinya yang pantas sebagai Wali Kota Palembang menjadi blunder.
"Melalui sosialisasi yang masif, Ratu Dewa ini ingin menanamkan frame ke masyarakat jika hanya dirinya yang pantas menjadi Wali Kota kedepan. Hal itu justru membuat perlawanan dari kader partai untuk menjegalnya maju melalui pendekatan secara internal," ungkapnya.
Menurut Bagindo, Ratu Dewa saat ini seharusnya bisa menurunkan egonya untuk menjadi Bakal Calon Wakil Wali Kota saja. "Daripada harus kehilangan momen untuk maju. Sembari meningkatkan kompetensinya di partai politik untuk menatap lima tahun kedepan," tuturnya.
Duet Hidayat-Charma Afrianto Memungkinkan
Selain sejumlah tokoh diatas, baru-baru ini nama Charma Afriyanto kembali muncul dalam pertarungan menuju Pilkada Palembang. Dia dikabarkan intens melakukan komunikasi politik dengan PDI Perjuangan yang memiliki jatah dukungan 5 kursi.
Charma mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh PDIP.
"Untuk saat ini memang benar kami sedang melakukan komunikasi secara intensif dengan PDIP terkait Pilwako Palembang," ungkap Charma.
Meskipun demikian, Charma menegaskan keputusan akhir mengenai dukungan PDIP masih berada di tangan DPP PDIP.
"Yang jelas semua proses dan mekanisme persyaratan untuk mendapatkan dukungan dari PDIP telah dijalankan secara maksimal, namun kembali semua keputusan ada di DPP PDIP," tambahnya.
Charma juga mengklaim, berdasarkan hasil survei dari beberapa lembaga, dirinya berada di posisi tiga teratas sebagai kandidat Wakil Walikota Palembang. Hal ini menunjukkan popularitas dan dukungan publik yang cukup signifikan terhadapnya.
Bahkan beberapa waktu belakangan beredar informasi jika dirinya akan maju bersama dengan Ketua DPD Golkar Palembang, Muhammad Hidayat.
Pengamat Politik, Bagindo Togar menuturkan, duet keduanya bisa saja terwujud. Apalagi, kedua partai hingga kini belum menentukan arah dukungan politiknya terhadap paslon yang sedang muncul saat ini.
"Kedekatan Charma dengan sejumlah petinggi PDI Perjuangan serta komunikasi yang sedang dibangunnya saat ini memungkinkan dirinya bisa mendapat dukungan," ungkap Bagindo.
- Cek Keaslian Ijazah, KPU Datangi Langsung Sekolah Pasangan Calon Pilkada Palembang
- Hasil Kesehatan 3 Paslon Pilkada Palembang Memenuhi Syarat
- Fitri-Dewa Warisan Rezim, Yudha Dibayangi Orangtua, Potensi Golput di Pilkada Palembang Meningkat?