Apabila masyarakat sudah menjadi pemilih yang cerdas, sedianya tidak lagi terjebak dengan gimmick-gimmick politik para politisi.
- Mantan Kabareskrim Susno Duadji Minta Warga Jurai Besemah Dukung Mawardi-Harnojoyo di Pilgub Sumsel
- Mayoritas Pendukung Capres 2024 Tolak Penundaan Pemilu dan Jokowi Tiga Periode
- Bamsoet Dukung Prabowo-Gibran Pisahkan Ditjen Pajak dari Kemenkeu
Baca Juga
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin terkait rencana pencalonan presiden Plt Ketua Umum PSI Giring Mahesa atau Giring Nidji di 2024.
Sebab menurutnya, pencapresan Giring Nidji itu dinilai hanya jualan politik PSI.
"Jika masyarakatnya sudah menjadi pemilih yang cerdas, maka iklan PSI itu sesungguhnya hanya jualan dan guyonan politik. Jadi pemilih yang cerdas tahu dan tak akan memilih PSI. Karena dianggap "mengelabui" masyarakat," kata Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Rabu (26/8).
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini menilai, rencana pencapresan Giring di Pilpres 2024 itu diyakini sedikit banyaknya memiliki dampak elektoral karena PSI kembali diperbincangkan masyarakat.
"Soal Giring cepres 2024 itu sih jualan. Tak sungguhan. Itu juga bisa saja hanya gimmick politik PSI saja agar dapat pemberitaan luas," tuturnya.
"Karena PSI tahu, soal pencapresan akan menyedot pemberitaan yang banyak. Soal pertanggung jawaban politik mereka abaikan. Dan soal resiko mereka sepertinya tak mau ambil pusing," demikian Ujang Komarudin.
- Begini Kondisi 340 WNI yang Tinggal di Sri Lanka
- Temuan Dinamika Survei: 86,70 Persen Publik Tak Setuju Pemilu Ditunda
- Partai Garuda: Penggunaan Narkotika untuk Kebutuhan Medis Bukan Hal Baru