Hujan lebat disertai angin kenang berpotensi mengguyur sejumlah kabupaten/kota di Aceh dalam tiga hari ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah mengingatkan masyarakat untuk waspada banjir.
- Lahan Gambut di OKI Kembali Terbakar, Tim Pemadam Kesulitan Mencari Sumber Air
- Berkat Hujan dan Pemadaman Intensif, Karhutla di Lahan Gambut PALI Mulai Terkendali
- 10 Wilayah Aceh Muncul Titik Panas, Warga Diminta Waspada Ancaman Karhutla
Baca Juga
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Zakaria mengatakan bahwa Aceh sedang memasuki musim penghujan. Sehingga cuaca di Aceh sudah pasti sering hujan daripada cerah.
"Aceh saat ini memasuki musim penghujan. Artinya di November Desember kita memasuki puncak musim penghujan. Kondisi ini diperkirakan sampai Januari 2023," kata Zakaria kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu (15/10).
Zakaria mengatakan, wilayah yang kerap terjadi bencana banjir yakni wilayah yang dilalui sungai-sungai besar, meliputi Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Selatan, Aceh Jaya, Aceh Besar biasanya di daerah Lamsujen, Aceh Tenggara, Aceh Barat.
"Tentu saja daerah-daerah yang dilalui sungai-sungai besar perlu diwaspadai. Pulau Simeulue di samping banjir, juga rawan longsor karena banyak pegunungan. Kalau untuk Sabang lebih potensi longsor," ujarnya.
Dia menyebutkan, daerah-daerah pegunungan seperti Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Bener Meriah, Aceh Tengah juga rawan longsor. Kemudian Pidie dan Aceh Besar supaya lebih wasada terhadap longsor.
Zakaria mengimbau bagi nelayan yang berlayar di kawasan Samudera Hindia Barat Aceh, untuk waspada gelombang tinggi yang dapat mencapai empat meter.
"Begitu juga dengan nelayan yang mencari ikan di Utara Sabang, ini tinggi gelombangnya juga bisa mencapai empat meter," tandasnya.
- 4 Nelayan di Sukabumi Jatuh ke Laut, 3 Orang Belum Ditemukan
- CPO Melimpah, Aceh Berpeluang Punya Pabrik Minyak Goreng Sendiri
- Aceh Selatan Terendam Banjir hingga Satu Meter