Persoalan pihak RSUD Martapura menelantarkan pasien balita berinisial KZ (2), hanya gegara stok obat anti tetanus kosong dan harus membeli terlebih dahulu di apotek di luar rumah sakit, membuat anggota DPRD OKU Timur dari Fraksi Gerindra, Juniah, geram dan angkat bicara.
- Tersangka Pembunuhan yang Kabur dari RSUD Martapura Ditangkap di Lampung
- Persiapan Penilaian Adipura, RSUD Martapura Bersolek
- RSUD Martapura Kekurangan SDM, BKPSDM: Tenaga Dokter di OKU Timur Kurang
Baca Juga
Sebagai wakil rakyat, dirinya mengecam keras pihak Dinas Kesehatan OKU Timur atas merosotnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, kata Juniah, pada Pemandangan Umum Fraksi Gerindra dalam membahas dan meneliti Raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten OKU Timur Tahun Anggaran 2021.
Fraksinya pernah menyampaikan kepada bupati terkait buruknya pelayanan kesehatan di RSUD Martapura.
“Pada Pansus LKPJ Tahun 2020, kita sudah sampaikan terkait adanya dua oknum pegawai di RSUD Martapura yang merupakan salah satu penyebab buruknya pelayanan di rumah sakit itu,” beber Juniah kepada Awak Media melalui sambungan seluler, Sabtu (11/2) malam.
Namun, dirinya sangat menyayangkan hingga saat ini belum juga ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten OKU Timur, dan kedua oknum tersebut masih bertugas di RSUD Martapura.
“Sekali lagi, kami mohon kepada Bapak Bupati OKU Timur melalui dinas terkait untuk meninjau keberadaan pegawai dimaksud, agar pelayanan RSUD Martapura menjadi lebih baik,” bebernya.
Menurut Juniah, jika kedua oknum tersebut tidak dibuang dari lingkaran kesehatan OKU Timur, maka pelayanan kesehatan khususnya di RSUD Martapura tidak akan mengalami perubahan.
'“Kami pernah bertanya kepada Direktur RSUD Martapura terkait usulan agar kedua oknum itu dibuang, katanya sudah di meja Sekda. Tapi nyatanya mereka masih tetap bertahan sampai saat ini, ada apa, mengapa mereka dipertahankan,” ungkapnya.
Untuk itu, tegasnya, pihaknya akan segera mengambil langkah tegas terhadap pihak Dinkes serta RSUD Martapura.
“Kami akan meminta pertanggung jawaban dari mereka. Mengapa sampai kedua oknum itu dipertahankan, sampai harus mengorbankan nyawa masyarakat. Ini perlu dipertanyakan, terutama kepada Sekda. Ada apa, mengapa kedua oknum itu masih bertahan, bahkan ada yang sampai rangkap jabatan,” beber Juniah dengan nada geram.
Terkait hal ini, Direktur RSUD Martapura dr Dedy Damhudy mengatakan bahwa dua oknum yang dimaksud oleh anggota DPRD dari fraksi Gerindra, salah satu nya sudah di mutasi.
”Yang satu lagi, Kasi Yanmed masih di RSUD Martapura karena memang belum ada SDM yang memenuhi kriteria,” jelasnya.
Disinggung mengenai stok obat yang kerap kosong dan harus beli dari apotek di luar rumah sakit, menurut dr Dedy, itu dikarenakan masalah anggaran yang belum ideal.
”Sehingga untuk memenuhi kebutuhan obat masih terkendala,” katanya.
Terkait pelayanan yang dinilai buruk, dirinya mengaku akan terus berbenah dengan melakukan investigasi terhadap seluruh karyawan dan perawat di RSUD Martapura.
”Apa lagi sekarang RSUD masih tipe D, sehingga masih harus banyak berbenah,” pungkasnya.
- Tersangka Pembunuhan yang Kabur dari RSUD Martapura Ditangkap di Lampung
- Persiapan Penilaian Adipura, RSUD Martapura Bersolek
- Pelayanan Pasien BPJS Buruk, RSUD Ibnu Sutowo Baturaja Didemo Warga