Forum Diskusi RMOLSumsel Dapat Apresiasi, Diharapkan Mengisi Ruang Kosong Dialektika Intelektual, Mencerdaskan Masyarakat Sumsel

Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan RMOL Sumsel Research & Development yang digelar Minggu (5/6) pagi, di Hotel Grand Inna Daira Palembang, mendapat apresiasi banyak pihak/Foto:RMOL
Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan RMOL Sumsel Research & Development yang digelar Minggu (5/6) pagi, di Hotel Grand Inna Daira Palembang, mendapat apresiasi banyak pihak/Foto:RMOL

Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan RMOL Sumsel Research & Development yang digelar Minggu (5/6) pagi, di Hotel Grand Inna Daira Palembang, mendapat apresiasi banyak pihak. 


Dalam diskusi ini, RMOLSumsel mengangkat isu sensitif yang bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia, yang bertemakan "Dampak Aktivitas Pertambangan di Sumsel dalam Perspektif Lingkungan Hidup dan Keadilan Ekonomi".

Untuk itu, RMOLSumsel menghadirkan  narasumber yang berkompeten dibidangnya, yakni Aktivis HAM dan juga Pegiat Lingkungan Hidup Harris Azhar, Anggota Pusat Studi Hukum UII Ari Wibowo yang tergabung bersama Menkopolhukam Mahfud MD, Akademisi dan Peneliti Universitas Bina Darma Assoc Prof Dato' Achmad Syarifudin, Kabid Gakkum Perundang-undangan dan Keterlibatan Masyarakat Dinas LHP Sumsel Dr (cand) Yulkar Pramilus dan Ketua Aliansi Jurnalistik Independen kota Palembang, Prawira Maulana. 

Kordinator Forum Indonesia Transparansi Anggaran (FITRA) Sumsel, Nunik Handayani  memberi apresiasi atas terselenggaranya forum diskusi ini. Terlebih lagi isu yang diangkat terkait lingkungan yang mana sumber daya alam batubara di Sumsel menjadi tulang punggung ekonomi, namun tak lepas dari hal tersebut aktivitas pertambangan juga menyisakan problem yang harus segera dijawab.

"Tentunya kami sangat apresiasi sekali dengan adanya FGD RMOLSumsel ini. Utamanya terkait dampak terhadap lingkungan dan keadilan ekonomi bagi masyarakat, sebab tidak semua keuntungan yang diperoleh dari sektor batubara itu bisa dinikmati oleh masyarakat," ujarnya. 

Lebih lanjut Nunik berharap kedepan RMOL Sumsel lewat Divisi Research and Development diminta untuk bisa melaksanakan diskusi yang serupa lebih intens lagi. Tidak hanya dalam tema pertambangan dan lingkungan, tetapi juga dalam tema lain yang lebih variatif untuk mengisi kekosongan ruang dialogis dan dialektika intelektual. 

"Kami berharap kedepan diskusi ini terus digelar secara intens dan dengan narasumber yang berkompeten. Tentunya kami menunggu isu selanjutnya yang akan dikupas dengan format Focus Grup Duiscusion (FGD)," jelasnya. 

Hal senada juga diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Sumsel Ir Holda M.Si. Dia menilai RMOLSumsel kembali hadir dengan sesuatu yang baru ini, akan menjadi wadah sinergitas seluruh elemen di Sumsel. Lewat forum ini, diharapkan muncul solusi dan rekomendasi dari berbagai sudut pandang yang bertujuan membangun Sumsel lewat cara-cara yang cerdas. 

"Kami berterima kasih karena dalam kesempatan ini kita bisa melihat sudut pandang lain dari sebuah masalah. (Mencari solusi bagi permasalahan yang dihadapi Sumsel)  menjadi tanggung jawab kita semua, dan kami sebagai wakil rakyat tentu sangat siap bersinergi dalam kegiatan positif seperti ini. Sehingga harus digelar lagi segera," Ungkapnya. 

Apa yang disampaikan politisi Demokrat itu diamini oleh pengamat Bagindo Togar. Menurutnya terobosan yang dilakukan RMOL Sumsel ini menjadi gambaran dari salah satu hal besar yang seharusnya bisa dilakukan oleh media massa, dalam fungsi kontrol sosial. 

"Mengumpulkan narasumber dengan berbagai sudut pandang akan memberikan pencerahan bagi kita dalam mencari solusi permasalahan. Inilah yang dibutuhkan Sumsel saat ini, dan saya pikir setahun kebelakang RMOLSumsel sebagai media cukup konsisten dengan isu-isu yang mereka hadirkan. Sehingga wajar kalau kami berharap diskusi ini akan terus berlanjut dengan tema berbeda kedepan agar membuka pemikiran kita semua dan masyarakat Sumsel," Ungkap Bagindo.