Dugaan Malapraktik Bidan di Prabumulih Berujung Maut, Keluarga Korban Minta Keadilan

Tangkapan layar video viral dugaan malapraktik yang dilakukan bidan ZN. (ist/rmolsumsel.id)
Tangkapan layar video viral dugaan malapraktik yang dilakukan bidan ZN. (ist/rmolsumsel.id)

Seorang bidan di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, berinisial ZN, mendadak viral di media sosial. Pasalnya, video dirinya saat menangani pasien berinisial R (59), tersebar luas di Instagram, Kamis (2/5). 


Dalam video yang diunggah akun @voltcyber_v2 tersebut, ZN terlihat tengah mengobati R di kediaman pasien. ZN tampak mengenakan pakaian putih khas dokter.

ZN terlihat memasukkan cukup banyak cairan ke dalam jarum suntik dan kemudian menyuntikkannya kepada R. ZN juga mengatakan bahwa suntikan tersebut aman dan sudah sesuai dengan resep. 

Berdasarkan keterangan video tersebut, pengobatan yang dilakukan terhadap R dilakukan di kediaman R di Jalan Lingkar Timur Kelurahan Tanjung Raman pada tanggal 23 November 2023 dengan keluhan sakit maag.

Setelah pengobatan itu, kondisi R bukannya membaik. Malah terus memburuk. R kemudian memutuskan untuk berobat ke rumah sakit. Petugas medis mendiagnosis R mengalami pembengkakan ginjal dan harus menjalani cuci darah. Namun, setelah menjalani cuci darah sebanyak 6 kali, R meninggal dunia, 22 Januari 2024.

Merasa ada kejanggalan dalam perawatan yang diberikan oleh ZN, keluarga R memutuskan untuk memviralkan kasus ini di media sosial. Mereka berharap dengan memviralkan kasus ini, tidak ada lagi korban yang mengalami hal serupa.

Kasus ini telah menuai kecaman dari berbagai pihak. Masyarakat mempertanyakan kompetensi ZN sebagai bidan dan mendesak agar pihak berwenang segera menindaklanjuti kasus ini.

Sementara itu, ZN belum memberikan pernyataan resmi terkait dengan tuduhan malapraktik yang dilayangkan kepadanya. 

Terpisah, anak korban mengungkapkan pihaknya sengaja memviralkan kasus tersebut agar tidak terjadi kepada warga lain dan apa yang dilakukan diduga oknum bidan diduga salah.

"Kami keluarga sepakat mengangkat kasus ini, awalnya kami tidak mau apalagi ayah selalu melarang namun kami menduga ada kejanggalan," ungkap anaknya melalui pesan WhatsApp kepada wartawan.