Komisari Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali jadi perhatian publik. Sebab ia mengatakan beberapa direksi dan komisaris peruahaan BUMN itu titipan Kementerian.
- Harga Kebutuhan Pokok Mulai Merangkak Naik di Sumsel, Komisi II DPRD: Masih Standar-standar Saja
- Bawaslu Terjunkan Pemantau Tindaklanjuti Putusan MK Koruptor Tidak Boleh Nyaleg
- Survei Indikator Tempatkan Ganjar Capres Teratas Ungguli Prabowo Subianto
Baca Juga
Pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina bahwa direksi dan komisaris perusahaan plat merah itu banyak titipan Kementerian harus dibuktikan. Salah satu caranya adalah Ahok menyebut nama-nama para petinggi BUMN yang jadi titipan tersebut.
Menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima, pernyataan Ahok yang membongkar kebobrokan perusahaan minyak milik negara itu di ruang publik dinilai kurang etis.
Aria Bima yang merupakan politisi PDI Perjuangan itu pun menantang Ahok untuk membongkar siapa saja direksi dan komisaris di Pertamina yang selama ini menjadi titipan. Pasalnya, DPR selaku mitra pemerintah tak mampu mengubah atau mencampuri urusan manajemen Pertamina.
“Mau dibongkar ya bongkar saja. Cuma, dia kan komisaris, itu organ perusahaan. Saya saja enggak bisa mencampuri DPR, Ahok kok repot mau dicopot siapa direksinya. DPR tidak bisa mencampuri. DPR terbatas,” kata Aria Bima kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/9/2020).
Namun, legislator dari fraksi PDI Perjuangan ini meminta agar Ahok melakukannya dengan gaya yang santun, tidak kasar, dan dilakukan pada waktu yang tepat.
“Tapi ya, kalau dia bongkar itu ya kewenangan dia, memang tugasnya dia itu. Jangan hanya ngomong, laksanakan saja. Tapi, forumnya, timingnya, kepada siapa dia bicara soal pembongkaran itu (harus pas),” tegas Aria Bima.
“Ini bukan soal bongkar rumah atau bongkar rusun, ini kan bongkar korporasi dengan standar-standar yang memang bisa dipenuhi,” tandasnya.[ida]
- China Hadapi Gelombang Baru Covid-19, Puluhan Juta Orang Bisa Terinfeksi Bulan Depan
- Angka Kematian Menurun 95 Persen, WHO Tetap Minta Dunia Waspadai Efek Covid-19
- Masih Rendah, Baru Lima Persen Masyarakat OKU Divaksin Booster Dosis Kedua