Pembangunan ulang patung Soekarno di Sport Center, Kabupaten Banyuasin, mendapat sentilan dari Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS) lantaran proyek itu dinilai gagal karena bentuk dari toko pejuang Indonesia tersebut tidaklah mirip.
- Kanwil Sumsel Ikuti Diskusi Panel Program Dukungan Manajemen Kemenkumham
- BPK Ajak Kemenkumham Sumsel Kolaborasi Tingkatkan Kinerja Pemasyarakatan
- Panggil Tiga Perusahaan Tambang Proper Merah, Komisi IV DPRD Sumsel Komplain yang Datang Hanya KTT
Baca Juga
Ketua DKSS Iqbal Rudianto alias Didit mengatakan, Dinas PUPR Kabupaten Banyuasin tidak berembuk dengan para seniman di Sumsel soal pembangunan tersebut setelah sebelumnya patung pertama yang dibentuk tidak mirip.
Namun, Dinas PUPR nyatanya mengabaikan kegagalan pertama dan kembali melakukan kesalahan yang sama sehingga hasil dari pembuatan patung Soekarno lagi-lagi jauh dari bentuk aslinya.
“Padahal di Indonesia sudah ada sebuah wadah Asosiasi Perupa Indonesia, yang perwakilannya ada di setiap di seluruh Indonesia.Sayangnya pihak PUPR Kabupaten Banyuasin sama sekali tidak ada sekalipun ada komunikasi apalagi koordinasi,”kata Didit di Gunz Cafe, Palembang Senin (22/1).
Pembuatan patung Soekarno yang dinilai dua kali gagal membuat para seniman Sumatera Selatan menjadi gerah. Mereka pun menurut Didit menyampaikan keluh kesahnya atas kejadian tersebut.
“Imbas hasil pengerjaan Patung tersebut, para perupa Sumatera Selatan ikut merasa malu, dan merasa perlu untuk speak up’,” ujarnya.
Hal senada dikemukakan Sekretaris DKSS, Qusoi. Ia menilai, pertemuan hari ini sebagai merupakan bentuk kekecewaan para seniman di Sumsel terkait wacana dibangun Patung Bung Karno di Kabupaten Banyuasin.
"Intinya DKSS kecewa dengan Pemkab Banyuasin yang tidak melibatkan Sumsel. Dalam hal perencanaan ataupun eksekusi.Padahal seniman Sumsel banyak yang mumpuni," katanya.
Sedangkan budayawan Sumsel ,Erwan Suryanegara menilai, pembuatan patung Soekarno di Banyuasin yang menjadi viral karena dinas terkait tidak memiliki pemahaman.
“ Tidak punya pengetahuan, bicara soal seni rupa tidak bisa disamakan dengan arsitektur, arsitek yang membuat bangunan hunian, tidak bisa disamakan dengan bangunan seni rupa, nah jelas Dinas PU PR Banyuasin yang mengerjakan ini pasti disitu banyak insinyur, arsitek tapi tidak berkait dengan seni rupa dan mereka tidak punya pemahaman,”tegasnya.
- Terduga Pelaku Pembunuhan Petani di Banyuasin Mengaku Jadi Korban Pengeroyokan
- Begini Penjelasan Disdukcapil dan Pemkot Terkait Status Warga Lubuklinggau yang Berubah Kewarganegaraan Malaysia
- Kembangkan Pohon Gaharu Jadi Ikon Baru dan Komoditas Unggulan Sumsel