Dituduh Kerja Sama dengan Jihadis, Prancis Kecam Junta Mali

Tentara Prancis/ Net
Tentara Prancis/ Net

Prancis mengecam keras tindakan Menteri Luar Negeri Mali Abdoulaye Diop karena menyebarkan informasi tidak benar soal keterlibatan pasukannya dengan jihadis.


Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut informasi yang disampaikan oleh Diap merupakan manipulasi dari junta militer.

"Kami mengutuk peningkatan manipulasi informasi oleh junta militer yang mengaitkan tentara kami dengan dukungan jihadis. Hal ini akan semakin memperburuk situasi keamanan dan kemanusiaan di Mali," kata juru bicara Kemlu Prancis, dikutip dari Kantor Pemberitaan RMOL.id, yang dilansir dari The Defense Post, Kamis (18/8).

Dalam sebuah surat kepada Kepresidenan China di Dewan Keamanan PBB pada Senin (15/8), Diop mengatakan Prancis melakukan telah melakukan tindakan agresi.

Diop mengklaim pasukan Prancis sering melakukan pelanggaran di wilayah udara Mali, bahkan menuduhnya menggunakan jalur penerbangan untuk mengumpulkan intelijen bagi kelompok teroris, mendistribusikan senjata dan amunisi kepada mereka.

Sementara itu, Jubir Kemlu Prancis membela diri bahwa pihaknya telah begitu transparan menunjukkan angkatan bersenjatanya bahkan berkomitmen untuk melanjutkan perang melawan terorisme di Sahel dan Afrika Barat tanpa henti.  

Tentara Prancis yang ditugaskan di Mali mengatakan pada Rabu (17/8), meskipun operasi anti-jihadis Barkhane di wilayah Sahel telah dilakukan. Tetapi ada sekitar 3.000 militan jihadis yang tersisa karena berbasis di Niger.

Pasukan terakhir Prancis yang tersisa telah dipulangkan dari Mali minggu ini setelah di tempatkan selama sembilan tahun melawan pemberontakan jihadis. Kehadiran tentara Prancis sebelumnya disambut baik oleh Mali, namun hubungan memburuk setelah kudeta militer berulang kali di Bamako.