Melihat Tradisi Kapal Hias di Pinggiran Sungai Musi Palembang

Kapal Hias di Palembang mulai bersiap tampil di Sungai Musi dalam even tahunan merayakan HUT Republik Indonesia/Foto: Humaidy Kennedy
Kapal Hias di Palembang mulai bersiap tampil di Sungai Musi dalam even tahunan merayakan HUT Republik Indonesia/Foto: Humaidy Kennedy

Setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19, lomba kapal hias yang sudah menjadi tradisi masyarakat kota Palembang dalam merayakan HUT Republik Indonesia kembali digelar, Sabtu (20/8).


Sejumlah penghias kapal tengah memasang patung burung di atas kepala kapal/RMOLSumsel

Perhelatan even tahunan ini diselenggarakan Pemerintah Kota Palembang dengan bekerjasama dengan Pemprov Sumsel. Dari pantuan Kantor Berita RMOLSumsel.id, puluhan kapal sudah mulai bersolek atau berdandan. 

Puluhan pekerja yang berprofesi sebagai penghias kapal mulai sibuk  mempersiapkan kapal-kapal di pinggiran Sungai Musi, atau lebih tepatnya di Lorong Khotib Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus. 

"Kalau ditempat kita saja ada 17 kapal yang dihias, itu ada milik Pemprov Sumsel, PT. Pusri, dan lain-lain, tempat lain ada juga," Kata Mardian, salah satu penghias kapal ketika dibincangi, Jumat (19/8). 

Seorang penghias kapal tengah mempersiapkan patung orang untuk menghiasi kapal/RMOLSumsel

Dirinya menuturkan, pembuatan kapal hias ini merupakan kegiatan rutin yang selalu dilakukan masyarakat kawasan tersebut. Beragam bentuk dibentuk, mulai dari gajah, kuda, naga, ikan belido, dan bentuk-bentuk lainnya. 

"Untuk bentuk sih ada yang kami tawarkan dan mereka milih, ada juga yang dari mereka request mau bentuk seperti apa," ujarnya. 

Mardian menyebutkan, untuk menyelesaikan satu kapal hias membutuhkan waktu hingga satu minggu lebih, tergantung bentuk yang akan dibuat. 

Tahapan dimulai dengan mempersiapkan miniatur atau patung terlebih dahulu. Kemudian, setelah sudah siap, proses dilanjutkan dengan membuat lantai di bagian kapal untuk menjadi pijakan bagi miniatur dan patung. 

 Patung gajah yang disiapkan untuk menjadi ornamen dalam kapal hias/RMOLSumsel

"Kita buat dahulu patung, rumah, dan bentuk-bentuknya itu di darat, lalu buat lantai dan mulai menaikan patung atau gedung ke atas perahu. kalau di total bisa satu atau dua minggu untuk satu kapal," ujarnya. 

Lebih lanjut, Pria 43 tahun tersebut menyebutkan harga yang dibanderol untuk pembuatan satu kapal hias mencapai Rp25-35 juta. Dimana, menggunakan sistem sewa. 

"Kendala kita yang pertama mencari kapal sewa, jadi kapal hias ini tidak menjadi milik yang buat, hanya sebatas sewa, dimana setelah acara selesai itu dibongkar lagi," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Palembang Sulaiman Amin mengatakan dalam pelaksanan event tahunan pemkot Palembang dibantu oleh provinsi Sumsel untuk gelar perlombaan bidar dan perahu hias .

Dua buah kapal yang dihiasi dengan bentuk naga untuk perlombaan kapal hias di Sungai Musi/RMOLSumsel

"Karena keterbatasan anggaran, jadi pemkot bekerjasama dengan provinsi Sumsel agar tetap adakan lomba ini, karena sudah sempat terhenti 2 tahun karena pandemi covid," katanya saat di konfirmasi.

Lomba bidar tradisional dan perahu hias diadakan di BKB Palembang dengan dihadirkan artis-artis ibu kota hingga ada bazar UMKM di sana.

"Hari Sabtu tanggal 20 Agustus gelar lomba perahu hias pada pukul 14.00 WIB yang dibuka secara langsung oleh Walikota Palembang," ucap Sulaiman di kampung kreatif pempek tanggo rajo cindo Palembang.

Sedangkan lomba bidar tradisional pada hari Minggu tanggal 21 Agustus yang dimulai dari pagi hingga sore dan dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan.

Jumlah peserta yang ikut lomba perahu hias sebanyak 36 peserta dan bidar tradisional sebanyak 9 peserta, peserta tersebut ada juga dari luar kota Palembang. "Peserta ini diikuti oleh 17 kabupaten/kota provinsi Sumsel, karena ini tingkat provinsi Sumsel saja," pungkasnya.