Dinkes Ungkap Faktor Terjadinya Stunting di Muba

Kepala Dinkes Muba, Azmi Dariusmansyah. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Kepala Dinkes Muba, Azmi Dariusmansyah. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Banyuasin (Muba), Sumsel kini telah melakukan analisa di lapangan terkait faktor terjadinya stunting khususnya di Kabupaten Muba.


Kepala Dinkes Muba, Azmi Dariusmansyah mengatakan permasalahan stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak berupa tinggi badan anak pendek atau kerdil yang disebabkan masalah kurang gizi kronis. Dari hasil analisis di lapangan terdapat beberapa penyebab terjadi stunting, khusunya di Kabupaten Muba yakni faktor determinan berupa keluarga yang merokok, tidak adanya JKN, tidak adanya jamban sehat, riwayat ibu hamil kekurangan energi kronis, ada penyakit penyerta sera cacingan. 

"Kita sudah melakukan berbagai program dan aturan agar faktor determinan tersebut dapat diselesaikan. Seperti, sosialisasi Perda rokok dan bahaya merokok bagi pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak," ujar Azmi. 

Lalu, sambung Azmi, adanya pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) yang bersumber dari bahan pangan lokal. "Kita juga sosialisasi dan distribusi tablet tambah darah (TTD) remaja putri yang merupakan integrasi Posyandu remaja dengan BKR dari Dinas KB," jelas dia. 

Selain itu, kata Azmi, pihaknya juga telah membentuk Tim GESSIT yakni gerakan stop stunting yang beranggotakan Bidan Desa, KPR, Kader Posyandu, TP-PKK Desa. "Tim ini bertugas mendampingi rumah tangga 1.000 HPK baik yang berisiko maupun tidak    dalam upaya pencegahan stunting terintegrasi. Memaksimalkan anggaran pusat, daerah dan desa serta swadaya masyarakat dalam penyediaan jamban sehat dan air bersih di rumah tangga 1000 HPK," beber dia. 

"Serta Gerakan minum obat cacing bersama setiap bulan Februari dan Agustus di Posyandu dan PAUD. Kita juga membagi 214 paket alat Antropometri kepada Posyandu-posyandu dalam Kabupaten Muba," sambung dia. 

Sementara itu, berdasarkan data yang ada, angka stunting di Kabupaten Muba terus mengalami penurunan setiap tahunnya yakni pada 2018 angka stunting mencapai 10,12 persen, turun pada 2019 menjadi 8,88 persen, turun kembali pada 2020 menjadi 5,49 persen dan di tahun ini menjadi 2,22 persen. 

"Ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk menurunkan bahkan menghilangkan stunting ini. Maka perlu Komitmen yang kuat terutama pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan. Seperti, alokasi anggaran desa terus dialokasikan untuk kesehatan masyarakat, terutama menurunkan angka stunting di setiap desa dalam wilayah Kabupaten Muba," tandas Sekda Muba Apriyadi.