Sistuasi yang tengah kacau di Amerika Serikat membuat banyak pihak memanfaatkannya dengan baik. Salah satunya Iran, yang selama ini terus ditekan oleh Pemerintahan Donald Trump, kin buka suara.
- Komisi I DPRD Sumsel Setujui Anggaran Sementara Pilkada Gubernur
- Ganjar Tegaskan Bakal Berjuang Hingga 20 Maret
- Cerita Pemilih di Palembang, Bingung Pilih Caleg Karena Tidak Kenal
Baca Juga
Tewasnya George Floyd sebagai korban penganiayaan rasisme oleh oknum polisi Minnesota memicu Menlu Javad Zarif meluncurkan sejumlah twit mengeluarkan kecaman kemarin, seperti dilansir JPNN.Com, Minggu (31/5/2020).
George Floyd adalah pria kulit hitam yang tewas setelah lehernya ditindih seorang polisi di Minnesota beberapa waktu lalu. Video insiden tersebut telah memicu demonstrasi besar-besaran di seantero AS.
Dalam twitnya, Zarif mengatakan bahwa ada sebagian orang yang menganggap nyawa warga kulit hitam tidak berharga. Dia bahkan menggunakan tagar #BlackLivesMatter yang kerap dipakai warga AS untuk memprotes rasisme di negara tersebut.
"Sudah waktunya dunia melancarkan perang melawan rasisme. Saatnya bagi #WorldAgainstRacism," tulis dia.
Bagi Iran ini adalah kesempatan untuk membalas perlakuan AS saat republik Islam itu diguncang gelombang demonstrasi akhir tahun lalu. Ketika itu Washington terang-terangan menyampaikan dukungan kepada para demonstran dan mengecam tindakan represif aparat.
Kementerian Luar Negeri Iran sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan resmi mengecam pembunuhan George Floyd.
Melalui pernyataan tertulis, kementerian itu juga mendukung para demonstran yang tengah berjuang menghapus rasisme di AS.
"Suara para demonstran harus didengar dan represi terhadap warga Amerika harus dihentikan secepatnya," bunyi pernyataan tersebut. [ida]
- Alasan Mahfud MD Bersedia Jadi Cawapres Ganjar
- Buntut Putusan MK, Aneh Kalau Gibran Cuma Jadi Cawapres Prabowo
- KPU Sumsel Gelar Verifikasi Administrasi 25 Balon DPD