Dampak Kemarau Panjang, Hasil Panen Karet Merosot dan Kualitas Menurun

Petani karet di Talang Kemang, Kemelak, OKU/Foto: ist
Petani karet di Talang Kemang, Kemelak, OKU/Foto: ist

Musim kemarau tidak hanya menyebabkan kekeringan, kebakaran hutan dan lahan. Namun juga berpengaruh terhadap hasil petani kebun karet. Sebab, hasil getah dari pohon karet yang disadap berkurang akibat dilanda kemarau panjang.


Ironisnya, harga getah karet saat ini juga anjlok. Hal ini membuat para petani khusunya dalam wilayah Kabupaten OKU, mengeluh dan merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Seperti dikeluhkan Eko (35), petani karet asal Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten OKU. Menurutnya, sejak kemarau melanda, kondisi pohon karet kekurangan kadar air, bahkan daun-daunnya berguguran karena mengering.

“Di saat kemarau seperti ini, hasil petani karet pasti jauh berkurang. Bahkan kualitas getah karet yang dihasilkan juga menurun,” ungkapnya, Kamis (6/10).

Dia merincikan, jika kondisi normal maka petani seperti dirinya bisa menghasilkan sekitar 300kg getah karet setiap dua pekan. 

“Di musim kemarau ini, paling maksimal bisa menghasilkan getah karet 100-150 kg. Itu juga kualitasnya kurang bagus, sehingga harganya juga anjlok. Sekarang Rp9 ribu perkilo, biasanya lebih dari Rp10 ribu,” keluhnya.

Senada dikeluhkan Imran (50) petani karet Desa Talang Kemang, Kemelak, Kecamatan Baturaja Timur. Hasil sadapan getah karetnya sekarang jauh menurun dari sebelumnya.

“Biasanya dalam dua minggu saya bisa menghasil tiga kotak getah karet, sekarang Cuma dua kotak dengan berat antara 75 sampai 80 kg,” jelasnya.

Dia berharap, kondisi kemarau bisa cepat berlalu agar hasil sadapan getah karet kembali normal dan petani tidak lagi kesulitan.

“Harapannya bisa kembali normal. Harganya juga stabil agar kami bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya.