Jamin Pasokan LPG Bersubsidi di OKU, Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Imbau Warga Beli Langsung ke Pangkalan Resmi

Ilustrasi Gas LPG 3 Kg. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi Gas LPG 3 Kg. (ist/rmolsumsel.id)

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel berkomitmen untuk terus menyalurkan LPG 3 kg di wilayah OKU sesuai dengan peraturan yang berlaku. 


Hal ini disampaikan oleh Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, Senin (6/5).

"Pertamina terus melakukan pemantauan penyaluran LPG untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi tetap aman," jelas Tjahyo.

Selain itu, dalam mewujudkan pendistribusian yang tepat sasaran, Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan Aparat penegak Hukum, serta Pertamina tidak segan memberikan sanksi apabila terdapat agen dan pangkalan yang terbukti melakukan kecurangan dalam bentuk apapun termasuk yang terkait penyaluran LPG bersubsidi.

Untuk pemenuhan kebutuhan LPG 3 Kg, masyarakat di wilayah Kabupaten OKU masyarakat bisa mendapatkan di Pangkalan Daro, Pangkalan Rizki, Pangakalan Eka Jaya, Pangkalan Yunani, Pangkalan Herlinawati, Pangkalan M.Inwar, Pangkalan Samson.

"Masyarakat dihimbau untuk membeli LPG 3 Kg di pangkalan resmi Pertamina yang terjamin harga dan kualitasnya, serta tidak membeli LPG 3 Kg di pengecer atau warung," imbuhnya.

Pertamina mengimbau kepada masyarakat untuk dapat segera melakukan pendaftaran dan pencocokan data NIK Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan Kartu Keluarga (KK) ke pangkalan LPG terdekat untuk bisa mengakses LPG bersubsidi di Pangkalan yang terjamin harga dan kualitasnya. 

Pertamina juga mengajak masyarakat untuk dapat menggunakan LPG sesuai peruntukannya, dimana LPG 3 Kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu. Serta menggunakan LPG Nonsubsidi seperti Brightgas 5,5 Kg dan 12 Kg bagi masyarakat mampu dan pelaku usaha non mikro.

Sebelumnya, dalam beberapa pekan terakhir, warga di dua daerah yakni Kabupaten OKU dan OKU Timur, mengeluhkan sulitnya mendapatkan Gas Elpiji 3 kilogram.

Selain langka, jika pun ada harga tabung gas melon terbilang mahal yakni mencapai Rp 30 ribu pertabung. 

“Sudah sekitar seminggu ini, nyari gas 3 kilogram susah. Kalau pun ada di warung, harganya jadi naik Rp 30 ribu bikin pusing kalau kondisinya seperti ini terus,” ungkap Bahrum (47) warga Martapura, Kabupaten OKU Timur, Senin (6/5).

Menurut pengakuannya, dirinya terpaksa keliling ke dusun lain untuk menukarkan tabung elpiji 3 kilogram, namun tetap sulit didapat.

“Sudah dua hari saya keliling bawa tabung gas ini, tapi belum juga dapat,” ucapnya.

Senada dikatakan Yati (31), warga Kebun Jati Timur, Kabupaten OKU Timur, sudah sepekan ini dirinya kesulitan mendapatkan tabung elpiji 3 kg untuk kebutuhan warung gorengannya.

“Sudah seminggu ini tidak ada yang mengantar gas ke warung saya. Biasanya rutin seminggu sekali diantar. Gas di warung-warung semua kosong,” ujarnya.

Dia merasan bingung dengan kelangkaan yang terjadi, padahal di Kabupaten OKU terdapat tempat khusus pengisian elpiji.

“Saya bingung, kenapa sampai bisa kosong. Padahal ada pangkalan pengisian nya di Martapura ini. Selain itu, terlihat rutin ada truk yang membawa tabung LPG. Pertanyaannya, kenapa sampai bisa kosong,” cetusnya.

Kelangkaan serupa juga dikeluhkan warga Kelurahan Kemelak Bindung Langit, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten OKU, dalam beberapa minggu terakhir.

Akibatnya, warga terutama para penjual gorengan dan ibu rumah tangga pengguna elpiji 3 kg, mengeluh karena sulitnya mendapatkan pasokan gas melon tersebut.