Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan deflasi sebesar 0,35 persen (mtm) pada Mei 2025. Angka ini berbalik arah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 1,39 persen (mtm), seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat usai periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idulfitri.
- Harga Cabai dan Ayam Turun, Sembako di Palembang Masih Mahal Jelang Ramadan
- Jelang Iduladha, Harga Cabai Rawit Makin Pedas
- Jadi Sumber Inflasi, Ini Penyebab Harga Cabai di Sumsel Tinggi
Baca Juga
Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan, Iman Gunadi, mengatakan penurunan ini mencerminkan meredanya tekanan permintaan setelah lonjakan konsumsi selama HBKN.
"Komoditas dengan andil deflasi terbesar antara lain cabai merah, bawang merah, bawang putih, emas perhiasan, dan cabai rawit," ujar Iman, Selasa (3/6/2025).
Secara tahunan, inflasi Sumsel juga menurun menjadi 2,33 persen (yoy), dari sebelumnya 2,74 persen (yoy). Meski lebih rendah, capaian ini masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 2,5±1 persen. Tren serupa juga terjadi secara nasional, di mana inflasi melandai ke 1,60 persen (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 1,95 persen (yoy).
Iman menjelaskan, turunnya harga cabai dan bawang dipengaruhi masuknya musim panen di sejumlah sentra produksi nasional, didukung cuaca baik dan distribusi yang lancar. Harga bawang putih pun ikut turun berkat meningkatnya impor dan menguatnya nilai tukar rupiah. Sementara itu, harga emas perhiasan terkoreksi seiring penurunan permintaan pasca-Lebaran dan harga global yang menurun.
Capaian ini, lanjut Iman, tidak terlepas dari peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terus mengupayakan kestabilan harga melalui pendekatan 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Beberapa langkah konkret seperti operasi pasar murah, subsidi biaya angkut, dan program budidaya cabai serta bawang merah lewat GSMP Menyala telah dijalankan. Program tersebut melibatkan 68 dasawisma dan 17 Kelompok Wanita Tani, menjangkau lebih dari seribu rumah tangga.
"Sinergi ini akan terus diperkuat ke depan, melalui kolaborasi strategis seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), untuk menjaga inflasi tetap terkendali dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan," tutup Iman.
- Harga Cabai dan Ayam Turun, Sembako di Palembang Masih Mahal Jelang Ramadan
- Harga Bawang Cabai dan Bawang Merah di PALI Melejit hingga Rp 80.000 Per Kilogram
- Jelang Iduladha, Harga Cabai Rawit Makin Pedas