Dalam satu minggu terakhir, sejumlah harga bahan pokok di Kota Palembang mengalami fluktuasi. Beberapa komoditas mengalami penurunan, sementara lainnya tetap stabil atau bahkan naik.
- Jelang Iduladha, Harga Cabai Rawit Makin Pedas
- Jadi Sumber Inflasi, Ini Penyebab Harga Cabai di Sumsel Tinggi
- Minggu Kedua Juni, Hargai Cabai di Palembang Tembus Rp100 Ribu Perkilogram
Baca Juga
Pantauan di Pasar Kertapati menunjukkan harga cabai merah turun dari Rp90 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram. Cabai rawit kini dihargai Rp60 ribu per kilogram, sementara cabai setan tetap stabil di Rp90 ribu per kilogram. Harga bawang merah juga turun drastis, dari Rp6.000 per gram menjadi Rp3.000 per gram.
Selain itu, harga ayam broiler turun dari Rp34 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram. Telur ayam juga mengalami penurunan, dari Rp29 ribu menjadi Rp26 ribu per kilogram. Meski begitu, harga ikan nila tetap stabil di Rp36 ribu per kilogram.
Imung, salah satu pedagang di Pasar Kertapati, mengatakan bahwa penurunan harga ini kemungkinan tidak akan bertahan lama. "Biasanya harga akan naik drastis dua minggu sebelum Ramadan karena banyak warga yang bersedekah ruah,” ujarnya, Jumat (31/1).
Menurutnya, kenaikan harga akan terus bertahan sepanjang Ramadan, terutama jika permintaan meningkat sementara stok terbatas. "Kalau harga terlalu tinggi, pembeli jadi sepi, dan pedagang rugi karena barang mudah busuk. Kami harap harga tetap stabil seperti sekarang, biar lebih nyaman berjualan," tambahnya.
Sementara itu, harga sembako seperti minyak goreng, gula, beras, gandum, dan terigu telah mengalami kenaikan sejak Desember 2024.
Denawati, pemilik kios mengungkapkan minyak goreng, khususnya merek MinyaKita, saat ini dihargai Rp15.760 per kilogram. Gula pasir dijual Rp17.890 per kilogram, beras premium Rp189 ribu per 20 kilogram, margarin Rp9.000 per kilogram, terigu Rp13.500 per kilogram, dan gandum Rp11.790 per kilogram.
"Harga-harga ini naik sejak Desember. Sebagai pedagang, kami harus menyesuaikan, meski keuntungan menurun karena konsumen jadi sulit membeli," kata Denawati.
Menanggapi kondisi ini, Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan dua skema untuk menghadapi Ramadan.
"Kita lakukan antisipasi dengan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan sejumlah komoditas yang berpotensi naik. Termasuk menjaga harga minyak goreng di pasaran," ujarnya.
Elen menjelaskan, pemerintah akan memastikan distribusi minyak goreng secara kontinu ke pasar tradisional dan ritel modern, serta mengimplementasikan pemasangan spanduk informasi terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) MinyaKita.
Ia juga menginstruksikan kepala daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, serta optimalisasi anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).
"Kami harap langkah-langkah ini dapat menekan lonjakan harga dan memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi selama Ramadan," pungkas Elen.
- Pencurian Sembako Marak, Pemilik Toko di Lubuklinggau Resah
- Harga Sembako di OKU Timur Stabil, Kenaikan Terjadi pada Cabai Menjelang Natal dan Tahun Baru
- Pj Bupati Muara Enim Cek Kelangkaan Sembako Jelang Pilkada