BUMD Sumsel Lirik Bisnis Oli Bekas

Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

Pemprov Sumsel bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sriwijaya Mandiri Sumsel (SMS) mulai melirik bisnis oli bekas di Sumsel. Pasalnya, hingga saat ini pengelolaan oli bekas tersebut dilakukan di Tangerang.


Kasi Pengembangan Fasilitas dan Teknik DLHP Sumsel, Sudarnoto mengatakan di Sumsel sendiri saat ini telah ada mesin pengolahan oli bekas di Tanjung Api-Api, Banyuasin. DImana, mesin tersebut merupakan bantuan dari dana hibah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. 

"Berdasarkan hasil rapat maka ditunjuklah PT SMS sebagai pengelola dan operator dari mesin tersebut," katanya, Selasa (15/3).

Dia menjelaskan, nilai investasi mesin ini yaitu sebesar Rp4,4 miliar. Dimana, nantinya mesin ini akan mengolah oli bekas dengan kapasitas hingga 20 ribu ton per tiga hari sekali. Bahkan, kedepannya akan dilakukan 10 kali per satu bulan dengan akumulasi produksi sebanyak 2 ribu ton pertahun.

"Nantinya oli yang dihasilkan akan menyusut setidaknya 15 hingga 20 persen," ujarnya.

Selama ini, Sumsel melakukan produksi ini hanya mengandalkan mesin di Tangerang. Padahal, potensi oli bekas di Sumsel mencapai 30 ribu ton pertahun. Sehingga, sangat disayangkan jika dilakukan diluar Sumsel. Menurutnya, oli bekas sendiri sangat berguna dan diperlukan oleh kendaraan berat serta kebutuhan kapal nelayan sehingga penjualan oli bekas yang melalui proses destilasi dan menghasilkan minyak HSD akan menyasar pada nelayan dan perusahan industri pertanian dan batu bara.

Untuk operasional mesin pengelolaan ini sendiri nantinya akan dilakukan usai serah terima operasional dengan PT SMS. "Memang tujuan penjualannya untuk kapal nelayan dengan tujuan membantu masyarakat, sedangkan untuk kapal besar sendiri mungkin ada syarat aturan," pungkasnya.