Budayawan Sumsel Menstimulasi Mahasiswa Modnus Unsri Tentang Arti Perjuangan Pelestarian Budaya Lokal

udayawan Sumatera Selatan, Vebri Al-Lintani, mengangkat isu kekayaan budaya dan kebinekaan sebagai modal dasar/ist
udayawan Sumatera Selatan, Vebri Al-Lintani, mengangkat isu kekayaan budaya dan kebinekaan sebagai modal dasar/ist

Budayawan Sumatera Selatan, Vebri Al-Lintani, mengangkat isu kekayaan budaya dan kebinekaan sebagai modal dasar yang kuat dalam pembangunan, khususnya di Sumatera Selatan (Sumsel).


Dalam sebuah acara inspiratif mahasiswa Modul Nusantara, yang diselenggarakan di Roca Coffee & Resto Demang Lebar Daun pada Senin (13/11), Vebri Al-Lintani menyampaikan pandangannya terkait upaya pemerintah dalam pembangunan kebudayaan.

Budayawan tersebut menekankan bahwa pemerintah telah menyadari nilai berharga dari khazanah kebudayaan di Indonesia. "Pembangunan kebudayaan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia," ungkap Vebri Al-Lintani di hadapan 23 mahasiswa modnus kelompok Ekplorasi Peradaban Sriwijaya.

Namun, dalam realitasnya, Vebri Al-Lintani menyoroti bahwa pembangunan kebudayaan sering kali kurang melibatkan masyarakat dan komunitas budaya. 

Dalam kenyataannya, budaya sebagai hasil kreativitas masyarakat dapat kehilangan maknanya jika tidak terlibat secara aktif dalam proses pembangunan kebudayaan.Dirinya juga menyadari bahwa perjuangan budaya memerlukan kesadaran akan pentingnya kebudayaan dan sejarah. 

"Orang harus sadar bahwa kebudayaan dan berbagai pembangunan fisik adalah dua hal yang sesungguhnya erat terkait. Keduanya saling terkait dan mempengaruhi," katanya.

Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, menurutnya, harus berbasis budaya dan tidak dapat direduksi sebagai proyek fisik semata tanpa memperhatikan nilai-nilai budaya setempat. Vebri Al-Lintani mengingatkan bahwa suksesnya pembangunan kebudayaan memerlukan partisipasi aktif masyarakat pendukungnya.

Dalam konteks perjuangan budaya, Vebri Al-Lintani telah membentuk berbagai komunitas untuk mendukung pembangunan budaya di Sumatera Selatan. 

Ia menciptakan kelompok teater Graha 176 dan teater Gaung, serta kelompok musik etnis Orkes Rejung Pesirah. Selain itu, melalui penulisan buku, ia berusaha melestarikan adat perkawinan, tari tradisional, sastra tutur, dulmuluk, dan gelar adat kebangsawanan yang berbasis lokal Sumatera Selatan.

Dalam menghadapi kritik terhadap proyek pemberdayaan yang kurang berbasis budaya, Vebri Al-Lintani menekankan pentingnya mendengarkan suara-suara masyarakat lokal. 

Ia mengajak mahasiswa yang hadir untuk mempertimbangkan peran mereka dalam mendukung pembangunan budaya yang tepat sasaran.

“Kita baru sadar, bahwa dibalik keberagaman budaya di Indonesia. Ada banyak persoalan dalam pembangunan kebudayaan yang mengarah pada ketidakselarasan dengan masyarakat lokal, dan para pejuang budaya harus tampil meluruskan agar pembangunan budaya tepat sasaran," pungkasnya.