BPBD OKI Mengeluh Anggaran Minim Untuk Padamkan Karhutla, Dua Mobil Patroli Rusak

Satu-satunya prasarana kendaraan milik BPBD OKI yang masih bisa digunakan.(Hari Wijaya/RMOLSumsel.id)
Satu-satunya prasarana kendaraan milik BPBD OKI yang masih bisa digunakan.(Hari Wijaya/RMOLSumsel.id)

Minimnya anggaran masih menjadi kendala utama dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.


Hal itu dikatakan Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Nova Triyussanto.

Nova mengatakan, pihaknya bahkan tidak memiliki anggaran untuk membeli bahan bakar mobil tangki pengangkut air. 

"Saya minta mobil tangki berplat merah milik BPBD OKI untuk diizinkan mengisi bahan bakar solar di SPBU," ucapnya, Jumat (25/7). 

Selain itu, Nova juga menyebutkan prasarana kendaraan yang masih bisa digunakan hanyalah mobil tangki pengangkut air. 

Bahkan, dua mobil patroli pun tidak bisa dipakai untuk membawa anggota Satgas Karhutla. 

"Satunya ada di bengkel, satunya ini di depan kantor," ungkapnya. 

Untuk itu, secara tegas Nova meminta kepada Kepala Satgas Karhutla untuk menindaklanjuti kekurangan yang bisa menjadi hambatan untuk bekerja secara maksimal. Terlebih lagi lanjutnya, Kabupaten OKI telah dinaikan menjadi status siaga bencana. 

"Kini telah memasuki musim kemarau, persediaan air pun berkurang. Tentu harus memiliki strategi khusus," ucapnya. 

Dalam status siaga bencana, BPBD OKI telah mempunyai strategi khusus dalam menangani dan menanggulangi karhutla. 

Nova menyebutkan bahwa BPBD OKI telah memantau sebanyak 22 hotspot dan 18 titik api (firespot) di wilayah Kabupaten OKI. 

"Kami telah membentuk Satgas yang sudah terbagi menjadi empat regu yang terdiri dari 15 orang. Kami juga telah menyiapkan 22 mesin air untuk pemadaman lokasi karhutla," ujarnya. 

Nova juga menerangkan, posko karhutla dititikberatkan pada posko kabupaten. Hal itu mengingat adanya perbedaan penyebaran titik api dari tahun sebelumnya. 

Menyikapi hal tersebut, BPBD OKI menyiasati terlebih dahulu dengan tidak turun langsung namun dengan menyiagakan komandan api sebagai leading sector dari titik api yang terdekat. 

"Jadi dengan adanya komandan api dari tiap kecamatan dapat berkoordinasi ke satgas kabupaten bahkan ke tingkat provinsi," tegasnya.