BPBD Muratara Petakan Daerah Rawan Karhutla dan Krisis Air Bersih

ilustrasi/ist
ilustrasi/ist

Menghadapi musim kemarau dan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai melakukan berbagai langkah antisipasi.


Sekretaris BPBD Muratara, Rohma Juwita, didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Mathir, mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi awal dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait guna menyusun strategi mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.

"Ya, kita sudah berkoordinasi dengan OPD, dan hasilnya ada beberapa langkah yang akan kita lakukan untuk mengantisipasi musim kemarau dan karhutla," ujar Rohma, Senin (16/6/2025).

Rohma menjelaskan, BPBD telah memetakan sejumlah wilayah gambut yang rawan terbakar serta wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Selain itu, pemetaan juga dilakukan terhadap masyarakat yang berpotensi membuka lahan secara manual dengan cara dibakar.

Sebagai upaya pencegahan, BPBD juga akan mengeluarkan surat edaran yang berisi larangan pembakaran hutan, kebun, dan lahan. Sosialisasi kepada masyarakat juga akan dilakukan secara intensif agar kesadaran terhadap bahaya karhutla meningkat.

"Langkah pencegahan akan kami perkuat lewat sosialisasi langsung ke masyarakat agar tidak membakar lahan," kata Mathir.

Dalam hal kesiapsiagaan, BPBD Muratara menyiagakan 22 anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) yang bertugas 24 jam penuh. Jika terjadi kebakaran atau bencana lainnya, TRC akan segera diterjunkan ke lokasi.

"Tim TRC kami selalu siaga. Bila ada kejadian, langsung kami kerahkan ke lapangan," beber Mathir.

Ia menambahkan, posko induk akan kembali didirikan di Kantor BPBD seperti tahun-tahun sebelumnya untuk mempercepat koordinasi penanganan.

Adapun wilayah gambut di Muratara tersebar di tujuh kecamatan, sementara daerah yang rawan kekurangan air bersih berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Nibung dan Kecamatan Karang Dapo.