Kebakaran hutan besar-besaran di provinsi Manitoba dan Saskatchewan, Kanada, telah memaksa sekitar 17.000 penduduk untuk meninggalkan rumah mereka.
- Menteri LH Sebut Kerugian Negara Akibat Karhutla Tembus Rp 18 Triliun
- Musim Kemarau, Baru Tiga Wilayah di Sumsel Ajukan Status Siaga Bencana Karhutla
- Menteri LH Ancam Pengusaha Sawit di Sumsel, Tak Segan Beri Sanksi Jika Terjadi Karhutla
Baca Juga
Pemerintah provinsi mengumumkan keadaan darurat menyusul penyebaran api yang cepat dan sulit dikendalikan, dengan asap tebal yang kini mengarah ke negara bagian Midwest di Amerika Serikat.
Perdana Menteri Saskatchewan Scott Moe menyampaikan dalam konferensi pers di Prince Albert bahwa situasi diperkirakan akan semakin memburuk.
“Jika melihat ramalan cuaca, cuaca tidak terlihat bagus. Sepertinya cuaca akan semakin memburuk. Tidak ada hujan dalam ramalan cuaca. Ini situasi yang sangat serius," ujarnya seperti dimuat Washington Post pada Jumat, 30 Mei 2025.
Perdana Menteri Manitoba Wab Kinew menyebutkan bahwa evakuasi ini adalah yang terbesar dalam ingatan sebagian besar warga.
“Ini adalah momen ketakutan dan ketidakpastian. Ini adalah momen yang memprihatinkan. Namun, saya ingin memberi tahu Anda bahwa sesama warga Manitoba akan menyambut Anda. Kita akan melewati masa sulit ini dengan cara yang selalu kita lakukan: dengan bekerja sama," ujar Kinew pada konferensi pers.
Militer Kanada kini dikerahkan untuk membantu proses evakuasi, sementara ribuan warga yang terdampak diarahkan menuju Winnipeg, ibu kota provinsi.
Elsaida Alerta, seorang warga Flin Flon, salah satu kota yang berada di bawah perintah evakuasi wajib, menggambarkan suasana yang mencekam kepada Radio CBC.
“Kota ini benar-benar berasap di sini. Kami hanya panik di sini, kami hampir tidak bisa bernapas,” kata dia.
Menurut Pusat Kebakaran Hutan Antarlembaga Kanada (CIFFC), hingga Kamis dini hari terdapat 158 kebakaran aktif di seluruh negeri, dengan 83 di antaranya dikategorikan sebagai tidak terkendali.
Di Manitoba saja, 102 kebakaran telah tercatat sepanjang tahun ini, jauh di atas rata-rata 78 kebakaran untuk periode yang sama.
Kondisi kekeringan parah ditambah dengan tidak adanya curah hujan signifikan yang diperkirakan dalam sepekan ke depan memperburuk potensi penyebaran api.
Angin dari utara membawa asap ke wilayah Midwest AS, dengan Minnesota Utara berada pada risiko tertinggi untuk kualitas udara buruk pada Kamis, sebelum asap bergerak ke Milwaukee, Chicago, dan Detroit pada Jumat.
Perdana Menteri Kanada Mark Carney melalui unggahan di X menyatakan bahwa pemerintah federal siap membantu.
“Kami terus berhubungan erat, dan pemerintah federal siap membantu tim pemadam kebakaran hutan provinsi Manitoba,” tulisnya.
Tahun lalu, Kanada mengalami musim kebakaran terburuk dalam sejarah modern dengan 17,3 juta hektar terbakar, membawa polusi udara yang memecahkan rekor hingga ke Amerika Serikat.
Studi terbaru menunjukkan bahwa frekuensi dan intensitas kebakaran ekstrem telah berlipat ganda sejak 2003 akibat perubahan iklim.
- Trump Siapkan Rencana Baru Penerapan Tarif Impor Usai Diblokir Pengadilan
- Menteri LH Sebut Kerugian Negara Akibat Karhutla Tembus Rp 18 Triliun
- Musim Kemarau, Baru Tiga Wilayah di Sumsel Ajukan Status Siaga Bencana Karhutla