Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengambil langkah kontroversial dengan mencabut akses keamanan mantan Presiden Joe Biden. Keputusan ini membuat Biden tidak lagi memiliki akses terhadap pengarahan intelijen dan informasi rahasia negara setelah lengser dari jabatannya.
- Trump Cabut Dukungan, JETP untuk Indonesia, Vietnam, dan Afrika Selatan Terancam
- Hamas Minta Trump Desak Israel Sepakati Gencatan Senjata di Jalur Gaza
- Angka Survei Makin Rendah, Saham Trump Ikut Anjlok
Baca Juga
"Joe Biden tidak perlu lagi menerima akses ke informasi rahasia. Saya akan melindungi Keamanan Nasional kita. Joe, Anda dipecat," tulis Trump di media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP pada Sabtu (8/2/2025).
Biasanya, mantan presiden AS masih diberikan akses briefing intelijen sebagai penghormatan atas masa kepemimpinannya. Namun, keputusan Trump kali ini menunjukkan tekadnya untuk memutuskan keterlibatan Biden dalam informasi negara.
Selain mencabut akses intelijen Biden, Trump juga mengumumkan rencananya untuk mempercepat pembubaran Badan Bantuan Internasional AS (USAID) dan membekukan bantuan untuk Afrika Selatan. "Korupsi sudah pada tingkat yang jarang terlihat sebelumnya. Tutup saja," ujar Trump.
Sumber internal mengungkapkan bahwa pemerintahan Trump hanya akan mempertahankan 294 staf USAID, termasuk 12 orang di biro Afrika dan 8 di Asia, padahal sebelumnya USAID mempekerjakan lebih dari 10.000 staf di seluruh dunia.
Trump, yang telah lama mengkritik pengeluaran AS untuk kebijakan luar negeri yang dianggapnya tidak sebanding dengan pemasukan pajak, menuduh bahwa USAID dikelola oleh individu dengan pandangan ekstrem.
"USAID dijalankan oleh sekelompok orang gila radikal, dan kita akan menyingkirkan mereka," tegas Trump pekan lalu.
- Trump Cabut Dukungan, JETP untuk Indonesia, Vietnam, dan Afrika Selatan Terancam
- Jelang Lengser, Biden Mau Beri Bantuan Senjata Rp129 Triliun ke Israel
- Hamas Minta Trump Desak Israel Sepakati Gencatan Senjata di Jalur Gaza