Tiga daerah di Sumatera Selatan, yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Ilir, dan Banyuasin, tengah dalam proses pengajuan status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dimana saat ini telah memasuki musim kemarau.
- Kemarau Panjang, Wisata Bendungan Watervang Lubuklinggau Alami Kekeringan
- Kecamatan Pendopo Barat Perketat Antisipasi Karhutla di Tengah Kemarau
- Selain Dihantui Karhutla, Warga OKI Kesulitan Air Bersih Saat Kemarau
Baca Juga
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan menyatakan akan segera menetapkan status siaga di seluruh wilayah begitu dua daerah ini resmi mengajukan permohonan.
“Untuk status siaga akan segera kami tetapkan. Saat ini sudah ada tiga wilayah yang dalam proses pengajuan, dan OKI juga sedang membahas pengajuannya,” ujar Kepala BPBD Sumsel, Iqbal Alisyahbana, Sabtu (24/5/2025), usai Rapat Konsolidasi Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan di Sumsel.
Menurut Iqbal, langkah antisipasi telah dilakukan dengan memeriksa kesiapan alat dan personel di berbagai perusahaan yang beroperasi di wilayah rawan.
Selain itu, koordinasi dengan TNI/Polri juga terus dilakukan untuk mendirikan posko di daerah-daerah dengan lahan gambut yang rentan terbakar.
“Pengajuan bantuan helikopter waterboombing dan patroli juga sedang kami sampaikan ke BNPB, menyesuaikan dengan situasi lapangan,” kata Iqbal.
Sementara itu, laporan kebakaran di wilayah Sumsel hingga saat ini masih terkendali. Hingga Mei 2025, tercatat hanya ada tiga kejadian kebakaran dengan luasan lima hektar yang seluruhnya berada di wilayah Ogan Ilir .
“Belum ada laporan kebakaran di wilayah dangkal, tapi patroli dan upaya konsolidasi terus kami lakukan. Pengadaan helikopter dan alat pembasah gambut juga sedang kami bahas,” jelasnya.
BPBD Sumsel juga menyoroti isu pembakaran saat panen tebu yang berpotensi memperparah kondisi udara. Meski pembakaran dinilai lebih murah, perusahaan diminta tetap mengendalikan proses tersebut agar tidak memicu karhutla lebih luas.
“Kesadaran masyarakat juga sangat penting. Karena itu, kami terus melakukan sosialisasi agar masyarakat ikut terlibat dalam mencegah kebakaran,” tutup Iqbal.
- Menteri LH Sebut Kerugian Negara Akibat Karhutla Tembus Rp 18 Triliun
- Menteri LH Ancam Pengusaha Sawit di Sumsel, Tak Segan Beri Sanksi Jika Terjadi Karhutla
- Pungutan Ekspor Naik, Petani Sawit Sumsel Kena Imbas Ganda