Mendengar ungkapan victim blaming, tentu aktivis dan penggiat perempuan selalu angkat bicara. victim blaming bisa terjadi karena ada rasa abai terhadap kondisi orang lain. Ditambah lagi dengan perasaan superior yang membuat seseorang cenderung merasa kurang empati dengan apa yang dialami orang lain.
- Dituduh Lakukan Terorisme, Pesepakbola Tunisia Bakar Diri di depan Kantor Polisi hingga Tewas
- Empat Wilayah Baru Rusia Berlakukan Darurat Militer
- Matahari Lintasi Atas Kabah pada 27 dan 28 Mei, Kemenag Imbau Cek Arah Kiblat
Baca Juga
Menurut Ketua DPD Kaukus Politik Perempuan Indonesia (KPPI) Sumatera Selatan (Sumsel), RA Anita Noeringhati, jika melihat secara dalam, kasus ini membuktikan kalau kesetaraan bagi kaum perempuan belum di dapatkan kalangan perempuan.
“Dalam segala lini perempuan selalu disalahkan, contoh adanya pelakor itu peran perempuan yang disalahkan. Padahal dalam konteks ini harusnya dilihat secara case to case, jangan semua perempuan di anggap sama,” ujar dia.
Sebagai Ketua Kaukus Perempuan, ungkap Anita, tentu sangat prihatin dengan situasi ini, karena apapun mau di bolak balik tetap saja korban adalah perempuan.
“Baik konteknya kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, maupun ketidakadilan ketidakkesetaraan tetap perempuan yang di korbankan,” tegas dia.
Ketua DPRD Sumsel ini juga mengajak masyarakat saat menyalahkan jangan semua dikultuskan pada perempuannya. Karena masyarakat ini tidak hanya laki-laki, ada juga yang punya istri dan anak-anak perempuan.
“Bagaimana kalau kita sudah memang sepantasnya tapi masih disalahkan. Tetapi kalau mau mengatakan si A itu adalah individu, itu tidak masalah,” tegas dia.
Terlepas dari segala hal yang membuat mata dunia belum membuat setaranya kaum perempuan, Anita menyatakan, bahwa pihaknya akan tetap terus untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan tersebut.
- Harga Hotel Tembus Rp 1,4 Juta Per Malam, Pengungsi Sudan Pilih Buat Tenda di Pinggir Pantau Laut Merah
- 7.035 JCH Sumsel Gagal Berangkat ke Tanah Suci Tahun Ini
- Enam WNI di Ukraina Dievakuasi ke Polandia dan Rumania