Bicara Victim Vlamming, KPPI Sumsel: Dalam Segala Lini Perempuan Selalu Disalahkan!

Ketua DPD Kaukus Politik Perempuan Indonesia (KPPI) Provinsi Sumsel, RA Anita Noeringhati. (dudy oskandar/rmolsumsel.id)
Ketua DPD Kaukus Politik Perempuan Indonesia (KPPI) Provinsi Sumsel, RA Anita Noeringhati. (dudy oskandar/rmolsumsel.id)

Mendengar ungkapan victim blaming, tentu aktivis dan penggiat perempuan selalu angkat bicara. victim blaming bisa terjadi karena ada rasa abai terhadap kondisi orang lain. Ditambah lagi dengan perasaan superior yang membuat seseorang cenderung merasa kurang empati dengan apa yang dialami orang lain.


Menurut Ketua DPD Kaukus Politik Perempuan Indonesia (KPPI) Sumatera Selatan (Sumsel), RA Anita Noeringhati, jika melihat secara dalam, kasus ini membuktikan kalau kesetaraan bagi kaum perempuan belum di dapatkan kalangan perempuan.

“Dalam segala lini perempuan  selalu disalahkan, contoh adanya pelakor itu peran perempuan yang disalahkan. Padahal dalam konteks ini harusnya dilihat secara case to case, jangan semua perempuan di anggap sama,” ujar dia.

Sebagai Ketua Kaukus Perempuan, ungkap Anita, tentu sangat  prihatin dengan situasi ini, karena apapun mau di bolak balik tetap saja  korban adalah perempuan.

“Baik konteknya kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, maupun ketidakadilan ketidakkesetaraan tetap perempuan yang di korbankan,” tegas dia.

Ketua DPRD Sumsel ini juga mengajak masyarakat saat menyalahkan jangan semua dikultuskan pada perempuannya. Karena masyarakat ini tidak hanya laki-laki, ada juga yang punya istri dan anak-anak perempuan.

“Bagaimana kalau kita sudah memang sepantasnya tapi masih disalahkan. Tetapi kalau mau mengatakan si A itu adalah individu, itu tidak masalah,” tegas dia.

Terlepas dari segala hal yang membuat mata dunia belum membuat setaranya kaum perempuan, Anita menyatakan, bahwa pihaknya akan tetap terus untuk memperjuangkan  hak-hak kaum perempuan tersebut.