Dua desa di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat berhasil mempertahankan pasokan listrik saat terjadi blackout di wilayah Sumatera Selatan beberapa waktu lalu.
- Investasi Energi Terbarukan di Indonesia Butuh Dana Rp624 Triliun per Tahun
- Terungkap, Ini Alasan Tesla Enggan Investasi di Indonesia
- Berkah Sungai Endikat, PLTM Green Lahat Hasilkan Listrik Tanpa Byarpet Bagi Warga Dua Wilayah
Baca Juga
Kedua desa ini tidak bergantung pada listrik konvensional dari PLN, melainkan menggunakan energi terbarukan yang melimpah di wilayah Sumsel, termasuk potensi energi terbarukan seperti minihidro dan mikrohidro sebesar 448 megawatt serta tenaga surya sebesar 17,23 gigawatt.
Dua desa di dataran tinggi Sumsel, yakni Dusun Rantau Dedap di Desa Segamit, Kabupaten Muara Enim, dan Dusun Selpah di Desa Singapure, Kabupaten Lahat, tetap menikmati aliran listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT).
Sekretaris Desa Singapure, Viktor, mengatakan bahwa aktivitas warga di Dusun Selpah didukung oleh energi listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). "Panel listrik kita dari PLTMH dan PLTS tetap hidup," kata Viktor, Jumat (8/6/2024).
Listrik yang dihasilkan PLTMH di Dusun Selpah memiliki daya sebesar 10 kilowatt (kW) dan mampu menerangi 22 rumah warga dusun yang terletak di perbukitan.
Dengan memanfaatkan aliran sungai deras, teknologi PLTMH off-grid yang didukung oleh program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dari Kilang Pertamina Plaju bersama Dosen Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), berhasil menyediakan listrik yang stabil.
Selain PLTMH, desa ini juga memiliki satu PLTS off-grid berkapasitas 2,2 kW yang dimanfaatkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mendukung usaha kopi warga.
PLTS ini tidak hanya mengurangi emisi hingga 2.730 kg CO2 eq, tetapi juga menghemat biaya listrik hingga Rp 4 juta per tahun, mempercepat transisi energi terbarukan yang merata dengan mengoptimalkan sumber daya energi lokal.
Di Dusun Rantau Dedap, Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu, terdapat tiga titik PLTMH off-grid dengan total kapasitas daya sebesar 18 kW, mampu menerangi 53 rumah warga. Desa tertinggi di Sumatera Selatan ini juga menikmati pasokan listrik yang stabil berkat PLTMH yang dibangun dengan dukungan Kilang Pertamina Plaju.
Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari, mengatakan bahwa upaya ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial & lingkungan (TJSL) perusahaan untuk mendukung percepatan elektrifikasi nasional.
"Persoalan yang dihadapi selama ini adalah kurangnya aliran listrik di wilayah Desa Singapure (Lahat) dan Segamit (Muara Enim) dalam menunjang aktivitas sehari-hari serta kegiatan perekonomian masyarakat," kata Rachmi, Jumat (8/6).
Program Desa Energi Berdikari, yang dimulai sejak 2019, telah menghasilkan berbagai bentuk energi terbarukan termasuk 143,250 Wp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605.000 m3/tahun energi Gas Metana & Biogas, 16.500 Wp energi Hybrid Surya dan Angin, 8.000 Watt energi microhydro, dan 6.500 liter/tahun biodiesel, serta mengurangi emisi sebesar 565.896 ton CO2 eq/tahun.
Program ini juga berdampak positif terhadap perekonomian dengan memberikan manfaat sebesar Rp 1,8 miliar per tahun kepada 3.061 Kepala Keluarga.
"Melalui program Desa Energi Berdikari Pertamina, masyarakat dapat mengembangkan potensi ekonominya dengan berbagai pelatihan dan pengembangan produk UMKM, serta edukasi terkait pemanfaatan dan perawatan fasilitas energi terbarukan," tambah Rachmi. (CM)
- Tukang Ojek di Muara Enim Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Dibunuh Orang Tak Dikenal
- Warga Kembali Jadi Korban Anak Usaha RMK Energy, Kebun Sawit Terendam Limbah Disposal Tambang
- Desa Swarna Dwipa Jadi Pelopor Kawasan Tanpa Asap Rokok di Muara Enim