Benar! LNS Dibunuh Pacarnya Lalu Digantung di Ventilasi

Malangnya LNS. Mahasiswi ini ditemukan tewas tergantung di ventilasi, agar tampak bunuh diri. Namun Aparat Polresta Mataram NTB menemukan lain setelah melakukan penyidikan kasus pembunuhan terhadap mahasiswi oleh kekasihnya, R (22).


Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Mataram AKP Kadek Adi Budi Astawa mengatakan penyidik belum membutuhkan pendapat ahli psikolog dalam penanganan kasus pembunuhan ini.

"Sejauh ini kami belum butuh pendapat psikolog," kata Kadek Adi menjawab pertanyaan wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (27/8).

Pertanyaan itu muncul berdasarkan sorotan publik di media sosial. Ide tersangka menghilangkan jejak perbuatannya dengan kamuflase korban gantung diri masih diragukan, terutama bagi keluarga LNS.

Begitu juga dengan upaya tersangka menggantung korban di ventilasi rumah yang jaraknya sekitar 3 meter dari lantai. Meskipun menggunakan alat bantu kursi sofa, publik masih belum yakin tersangka melakukannya tanpa melibatkan orang lain.

Oleh karena itu, publik menilai penting mendengar pendapat ahli psikolog untuk menjelaskan latar belakang psikologis tersangka.

Apalagi, melihat rekonstruksi pembunuhan LNS yang dilaksanakan secara tertutup dari tempat kejadian perkara (TKP), yakni di rumah tersangka, kompleks Perumahan Royal Mataram, Senin (24/8).

Dalam adegan menggantung di ventilasi rumah, penyidik mengganti peran korban dengan boneka manekin. Bobotnya tidak sama dengan korban sehingga memudahkan tersangka untuk mengulang adegan menggantung korban di ventilasi rumah.

Terkait dengan hal itu, Kadek Adi telah menjelaskannya usai rekonstruksi.

"Dengan bantuan kursi sofa sehingga jarak antara tempat menggantung dan untuk mengangkat lebih ringan. Satu tangan untuk angkat korban, dan satu tangan untuk tarik tali. Kami gunakan boneka manekin karena tidak mungkin pakai manusia pas digantung itu," ujarnya.

Bahkan, seperti dilansir JPNN.com, dari hasil rekonstruksi yang dibagi dalam 35 adegan, Kadek Adi meyakinkan bahwa tersangka melakukan hal itu tanpa melibatkan orang lain.

Menurut dia, hasil pengamatan penyidik didampingi jaksa, rekonstruksi di TKP sudah sesuai dengan keterangan tersangka dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

"Jadi, semua sudah sesuai dengan keterangannya dalam BAP," ucapnya.

Kadek Adi menjelaskan, rekonstruksi dimulai dari adegan tersangka datang ke TKP seorang diri menggunakan kendaraan roda dua merek Honda Vario berwarna merah. Setelah kendaraannya diparkir di halaman depan, tersangka masuk ke dalam kamar.

Tidak ada siapa pun, melainkan hanya tersangka seorang diri yang sedang menunggu kedatangan korban.

"Kemudian adegan lanjut ketika korban datang (dengan kendaraan roda dua merek Honda Beat warna putih), sampai terjadi pencekikan di dalam, habis itu keluar," ujarnya.

Setelah korban dicekik, jasadnya digantung di ventilasi rumah dengan seutas tali nilon.

Kadek Adi menjelaskan bahwa tersangka memerankannya seorang diri. Adegan membuat korban meninggal seolah-olah akibat gantung diri, dilakukan R tanpa ada keterlibatan orang lain.

"Sementara yang kami temukan tunggal," ucapnya.[ida]