Basyarudin Bantah Pamer Iphone Saat Diperiksa di Kejati Sumsel: Aku Punya Hak Dak Galak Dipoto

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Sumsel, Basyaruddin Akhmad (Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)
Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Sumsel, Basyaruddin Akhmad (Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Sumatera Selatan, Basyaruddin Akhmad akhirnya angkat bicara terkait pemeriksaannya sebagai saksi dalam kasus mangkraknya pembangunan pasar Cinde Palembang.


Menurut Basyarudin, ia dipanggil Kejati Sumatera Selatan berkapasitas sebagai saksi.

“Karena selaku tim saat itu seluruhnya dipanggil  dan kebetulan saja saat itu hanya saya ditanya wartawan dan saya serahkan Kasi Penkum yang memberikan info tersebut, tapi kita berterima kasih kepada wartawan tersebut, karena paling tidak ada positip dan negatip saya menjadi makin popular,” katanya saat meninjau Tugu Parameswara di Simpang Jakabaring Sport City (JSC), Rabu (9/8).

Soal berapa pertanyaan penyidik Kejati Sumsel yang dilontarkan kepadanya Basyaruddin mengaku tidak menghitungnya .

“ Tapi intinya apakah anda tahu, apakah anda tahu  dan rata-rata jawabannya tidak tahu, karena memang waktu itu tidak terlibat penuh, itu terkait pengadaan investor dari pembangunan pasar Cinde itu sendiri ,”ujarnya.

Walaupun telah diperiksa sebagai saksi oleh Kejati Sumsel dirinya tetap berkerja seperti biasa. Namun, Soal insiden dirinya menghindari sorotan  kamera dari awak media dengan menutupi wajahnya menggunakan handphone, Basyaruddin mengaku saat dirinya turun dari mobil di kantor Kejati tersebut yang bersangkutan langsung mengarahkan kameranya ke dirinya.

“Kameranya aku mak inike jugo, harusnya waktu aku turun , ngomong baik-baik boleh stetmen dak , kalau uji aku idak usah , sudah tapi ini idak izin pak boleh stetmen dak , sebelumnya aku pakai baju ijo , pak stetmen pak, uji aku kagek tapi yang keluar langsung poto aku , artinya maling-maling moto, aku punya hak dak galak di poto,”tegasnya.

Basyaruddin menuntut etika wartawan yang bersangkutan saat meliput dirinya itu.

“Jadi bahasanya saya menuntut etikanya, izin pak minta stetmen , kalau uji aku dak galak ya stop mestinya, soal nutup muka karena handphone dekat muka aku, ini aku ikut memoto dio, sama-sama  memoto dan bukan pamer HP ,  bukan nutup muka ,” ungkapnya.