Kepala Balai Arkeologi (Balar) Sumatera Selatan, Wahyu Rizky Andhifani mengatakan pihaknya akan segera melakukan rapat internal, terkait penemuan nisan kuno di kawasan Pasar 16 Ilir beberapa waktu lalu.
- Tembus Final Qira’at Murratal MTQ Provinsi Sumsel, Briptu M Husein Bertekad Jadi yang Terbaik
- FBI Ungkap Rencana ISIS Membunuh Mantan Presiden AS George Bush
- Keren! Legenda Candi Bumi Ayu Tampil Memukau di Festival Rentak Batanghari
Baca Juga
Setelah dilakukan identifikasi temuan nisan kuno tersebut, kini pihak Balar Sumsel segera membuat rekomendasi kepada pihak Pemkot Palembang dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi. "Rekomendasinya belum kita buat, yang penting selamatkan dululah lalu rekomendasinya kami serahkan ke Pemkot Palembang dan BPCB Jambi," katanya, Rabu (19/1).
Wahyu memastikan, penelitian keempat nisan tersebut sduah selesai untuk selanjutnya nisan tersebut aakan diletakkan di Museum SMB II Palembang. Kini pihaknya masih dalam proses untuk membuat narasi dan hal-hal terkait nisan tersebut yang nantinya akan dikoordinasikan dengan pihak Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang dan Dinas Kebudayaan Kota Palembang.
"Untuk penelitiannya sudah selesai, sekarang dalam proses pembuatan narasi penelitian," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Agus Rizal mengatakan, pihaknya jika akan ditempatkan di Museum SMB II Palembang. "Ia jika memang akan ditempatkan di Museum SMB II Palembang kita siap dan akan dikoordinasikan dengan pihak museum juga," katanya.
Sebelumnya dalam temuan nisan tersebut pada nisan 1 tertulis Faqod Intiqolat, Ila Rahmatillahi Abrar, Ni Aji (Nadibah) Binti Abdul Al-Aziz Falembani. Sedangkan di nisan 2 tertulis Faqod Intiqol, Illa Rahmatillah, Al Malikul Dorar Al-Marhum Haji Abdurrahman Bin Raja Ismail. Pada nisan 3 tertulis Faqod Intiqolat, Ila Rohmatillahi Abrar Ni Haji Rosyidah Binti Haji Abdurrahman Raja Ismail Falembani dan nisan 4 berbunyi, Wakana Wafatuhu Yaumil Isnain, 8 Rabi'ul Akhir, Sanah 1322 Hijriah.
Dengan temuan tersebut semakin memperjelas keberadaan keraton Beringin Janggut di Kota Palembang pada awal abad ke-20. Tulisan dengan aksara Arab ini menunjukkan jika makam tersebut merupakan satu keluarga dengan angka tahun 1322 Hijriah. TACB kemudian mengkonversi tahun 1322 Hijriah ke kalender masehi menjadi tahun 1904.
Tulisan dengan aksara arab ini menunjukkan jika makam tersebut merupakan satu keluarga yaitu nenek, ayah dan anaknya dengan angka tahun 1322 Hijriah atau kalender masehi tahun 1904. Karena ada tiga nisan dimungkinkan makam keluarga dari abad ke-19 hingga abad ke-20.
- Fakta Sungai Aare Tempat Hilangnya Anak Ridwan Kamil, Korban Tenggelam Banyak Menimpa Turis
- Instagram Rezky Aditya Banjir Komentar Usai Dinyatakan Ayah Biologis Naira
- Ini Peraturan Wisata Sungai Aare Swiss, Tempat Anak Ridwan Kamil Tenggelam