Emiten saham batu bara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengungkapkan memiliki cadangan yang tersimpan pada lokasi tambang batu baranya yang mencapai 2,4 miliar ton.
Cadangan batu bara tersebut berasal dari anak usaha, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) serta aset di Pendopo, Sumatera Selatan.
Manajemen BUMI menyebut bahwa perkiraan potensi sumber daya mencapai 6,81 miliar ton.
Ia juga memerinci bahwa KPC memiliki cadangan batu bara sebesar 721 juta ton dan Arutmin sebesar 327 juta ton. Adapun aset BUMI di Pendopo memiliki cadangan sekitar 1,3 miliar ton.
"Dengan cadangan tersebut masih bisa memproduksi batu bara hingga 30 tahun dengan volume produksi mencapai 80 juta ton per tahun," terang Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava dalam keterangan di Jakarta, dikutip Selasa (3/9).
BUMI akan mengoptimalkan pendapatan dan laba bersih jangka panjang dari cadangan yang ada.
"Untuk itu, BUMI akan mengadopsi proses digital dalam operasional dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi biaya produksi lainnya," kata Dileep.
BUMI berkomitmen memenuhi wajib pasok dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah, yang bertujuan menjamin keamanan pasokan batu bara domestik secara berkelanjutan dan optimasi penerimaan negara.
"Setidaknya secara nasional, BUMI berkontribusi terhadap DMO sebesar 25 persen," katanya.
Kenaikan produksi batu bara itu didorong oleh performa kontraktor yang lebih baik, dan curah hujan yang lebih sedikit di wilayah pertambangan KPC.
- Pemerintah Didesak Evaluasi Ulang Izin PT Prima Lazuardi Nusantara, Ancam Aksi Besar-besaran
- Tolak Industri Kotor Batu Bara, Mahasiswa Sumsel Gelar Aksi Hadang Tongkang di Sungai
- KPK Panggil 2 Petinggi Perusahaan Tambang terkait Korupsi di Malut