Mudik Idulfitri 1446 Hijriyah dirasa berat oleh warga yang akan pulang kampung menggunakan bus. Pasalnya, harga tiket yang mereka beli naik hingga 300 persen.
- OJK Sebut Tantangan Global di Sektor Keuangan
- Industri Baja Lokal Mulai Menggeliat, Ribuan Ton Diekspor ke Amerika
- Ekonomi Jepang Membaik, Harga Karet di Sumsel Merangkak Naik
Baca Juga
Salah satu pemudik yang merasakan hal tersebut ialah Rita (30 tahun), yang akan pulang kampung ke Magelang melalui Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur pada Kamis, 27 Maret 2025.
Rita mengungkapkan, mudik yang dilakukannya kali ini terbilang mendadak, karena dirinya tidak memesan tiket bus sejak jauh-jauh hari.
"Baru kemarin saya pesan online (tiket busnya). Tapi harganya lumayan (tinggi)," ujar Rita kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL.
Dia mengaku, tiket yang dia dapat dibanderol hingga Rp700 ribu atau lebih tinggi berkali-kali lipat dibanding massa di luar mudik.
"Harganya naik hingga 300 persen, biasanya cuma Rp200 ribuan," ungkapnya.
Kendati demikian, Rita tidak menyebut PO Bus yang dimaksud. Memang sejak H-7 Lebaran, seluruh harga tiket kendaraan sudah terkena Tuslah yang biasanya naik dua kali lipat dari harga biasanya.
Namun kenaikan harga tiket yang dialami Rita mencapai tiga kali lipat. Kenaikan harga tiket bus yang drastis tersebut, menurut Rita seharusnya bisa dikendalikan oleh pemerintah.
"Di mana-mana seperti ini harusnya pemerintah hadir," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengutarakan anggaran yang harus disiapkan untuk melaksanakan mudik lebaran tahun ini.
"Ya minimal saya harus nyiapin Rp1 juta buat ongkos mudik. Itu belum sama ongkos balik lagi ke Jakarta nanti," keluh Rita.
"Karena kan bukan cuma buat tiket, tapi kita juga harus nyiapin uang buat makan, jajan, ke toilet kan bayar semua," demikian karyawan swasta itu menambahkan.
- Momentum HUT KPR Ke 45, Bank BTN Siapkan Digital Mortgage Ecosystem
- Sambut Tahun 2022, Unit Usaha Syariah BTN Ekspansi ke Jambi
- Kedua Kali Lakukan PHK Besar-besaran, Zuckerberg Pecat 10 Ribu Pegawai