Asap yang disebabkan oleh Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah melewati ambang batas yang mengakibatkan polusi udara yang signifikan.
- Polda Sumsel Imbau Masyarakat Untuk Waspada Narkoba pada Liquid Vape
- Warga Seberang Ulu Dibuat Geram dengan Tumpukan Sampah yang Menggunung
- Relawan Jokowi Tolak Perpanjangan PPKM Darurat
Baca Juga
Dalam menghadapi situasi ini, DPRD Sumsel telah mengusulkan agar anak-anak dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) untuk sementara waktu menerapkan Work From Home (WFH) dalam proses pembelajaran mereka.
"Kita melihat bahwa Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan di kabupaten/kota harus mengantisipasi potensi dampak ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada anak-anak dan masyarakat karena polusi udara yang melewati ambang batas," kata Ketua DPRD Sumsel, Hj RA Anita Noeringhati usai melakukan reses tahap II, Rabu (6/9)
Menurut Anita, anak-anak TK dan SD sangat rentan terhadap dampak polusi udara, oleh karena itu, langkah WFH untuk sementara waktu diusulkan sebagai upaya pencegahan.
Selain itu, ia juga menyoroti bahwa banyak orang dewasa juga mengalami gangguan pernapasan seperti batuk, sehingga situasi ini perlu diwaspadai dan diukur oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten untuk memastikan kualitas udara yang aman.
"Palembang sendiri, terutama di sore hari, kadang-kadang kabut asap sangat tebal dan terkadang tidak terlihat sama sekali. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan, dan menghindari membakar sampah karena ini bisa berkontribusi pada polusi udara," pungkasnya.
- Pj Gubernur Sumsel Jawab Pandangan Umum Fraksi DPRD Sumsel Atas Enam Ranperda
- Kembalikan Formulir ke PAN, Meli Mustika Ngaku Sudah Dipinang Bacagub Sumsel
- Dorong Pembentukan Banyuasin Timur, DPRD Sumsel Minta Segera Lengkapi Persyaratan Administrasi dan Fisik