Asap yang disebabkan oleh Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah melewati ambang batas yang mengakibatkan polusi udara yang signifikan.
- Pemerintah Wajibkan WNA/WNI dari Afrika Selatan Karantina 14 Hari
- Kedepankan Tilang Elektronik, Tilang Manual Tetap Dilakukan Bagi Pelanggar yang Berpotensi Timbulkan Lakalantas
- Iluni UI Sumsel Gelar Diskusi "Subsidi Tepat", Apakah Sudah Tepat?
Baca Juga
Dalam menghadapi situasi ini, DPRD Sumsel telah mengusulkan agar anak-anak dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) untuk sementara waktu menerapkan Work From Home (WFH) dalam proses pembelajaran mereka.
"Kita melihat bahwa Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan di kabupaten/kota harus mengantisipasi potensi dampak ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada anak-anak dan masyarakat karena polusi udara yang melewati ambang batas," kata Ketua DPRD Sumsel, Hj RA Anita Noeringhati usai melakukan reses tahap II, Rabu (6/9)
Menurut Anita, anak-anak TK dan SD sangat rentan terhadap dampak polusi udara, oleh karena itu, langkah WFH untuk sementara waktu diusulkan sebagai upaya pencegahan.
Selain itu, ia juga menyoroti bahwa banyak orang dewasa juga mengalami gangguan pernapasan seperti batuk, sehingga situasi ini perlu diwaspadai dan diukur oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten untuk memastikan kualitas udara yang aman.
"Palembang sendiri, terutama di sore hari, kadang-kadang kabut asap sangat tebal dan terkadang tidak terlihat sama sekali. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan, dan menghindari membakar sampah karena ini bisa berkontribusi pada polusi udara," pungkasnya.
- Pansus DPRD Sumsel Desak Pemprov Validasi Data Perkebunan Sawit
- DPRD Sumsel Desak Gubernur Kaji Ulang Kegiatan di Buffalo Center Rambutan
- Ribuan Buruh Sumsel Kepung DPRD, Tuntut Penetapan UMSP dan Evaluasi Pengawas Tenaga Kerja