Amerika Serikat bersedia melanjutkan mediasi antara dua pihak yang berikai di Sudan, jika mereka serius menginginkan gencatan senjata.
- Biden Gelar Pertemuan Darurat Bahas Serangan Balasan Iran
- Joe Biden Sudah Terbuka Panggil Prabowo Presiden Terpilih
- Golkar akan Jadi Raja Senayan di Bawah Komando Airlangga
Baca Juga
Hal tersebut dituturkan oleh Kementerian Luar Negeri AS, setelah militer Sudan memutuskan untuk menangguhkan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Arab Saudi.
"Begitu pasukan memperjelas dengan tindakan mereka bahwa mereka serius untuk mematuhi gencatan senjata, Amerika Serikat dan Kerajaan Arab Saudi siap untuk memfasilitasi diskusi kembali yang ditangguhkan untuk menemukan solusi yang dinegosiasikan untuk konflik ini," kata kementerian, seperti dikutip dari Barrons News, Kamis (1/6).
Akibat penarikan militer Sudan dari kesepakatan tersebut, pada Rabu (31/5) mereka kembali melancarkan serangan artilerinya ke markas paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang telah dikecam oleh banyak pihak
Melihat serangan tersebut, departemen luar negeri AS mengatakan bahwa serangan itu merupakan pelanggaran serius terhadap kesepakatan gencatan senjata yang telah ditandatangani di Jeddah, Arab Saudi, dan memicu kekhawatiran akan konflik baru yang muncul.
"Pelanggaran ini membuat kami sebagai fasilitator pembicaraan ini mempertanyakan secara serius apakah para pihak siap mengambil tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang telah mereka lakukan atas nama rakyat Sudan," tambah kementerian itu.
- Biden Gelar Pertemuan Darurat Bahas Serangan Balasan Iran
- Indonesia Berencana Kirim Bantuan Medis Rp15 Miliar ke Sudan
- Baznas Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp2 Miliar ke Sudan