Antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Palembang akhirnya memicu keributan. Bahkan, keributan tersebut melibatkan salah seorang anggota DPRD Kota Palembang.
- Antrean BBM Masih Panjang, Dewan Curiga Ada Permainan oleh Pengelola SPBU
- Antrean BBM di SPBU Masih Panjang Usai Kenaikan Harga, DPRD Sumsel Akan Panggil Pihak Pertamina hingga Migas
- Antrean BBM Mengular, Walikota Lubuklinggau Minta Manajemen SPBU Dikaji Ulang
Baca Juga
Rekaman keributan oknum anggota DPRD Palembang berinisial MS yang diduga melakukan pemukulan terhadap korban berjenis kelamin perempuan itu viral di media sosial. Dalam rekaman yang beredar, keributan tersebut terjadi di SPBU Jalan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I Palembang.
Peristiwa dugaan penganiayaan ini terjadi pada 5 Agustus 2022 lalu. Saat itu, korban bernama Tata (31) dan ibunya mengantre di barisan ketiga untuk mengisi BBM mobilnya.
Tiba-tiba datang mobil dengan plat variasi bintang tiga Nopol BG 7 UB, langsung menyerobot di depan kendaraannya.
Namun, Tata memajukan mobilnya untuk masuk ke antrean nomor dua, sehingga menghalangi kendaraan mewah milik oknum wakil rakyat yang diketahui berinisial MS tersebut.
Karena tak diberi izin memotong antrean, MS emosi dan melontarkan kata-kata kotor berulang kali kepada Tata dan ibunya. Bahkan, oknum anggo dewan ini bertindak arogan dengan turun dari mobil dan memukul Tata.
“Saya turun dan bertanya maksud bapak itu memaki ibu saya. Tapi dia langsung memukul saya berulang kali. Saya dipukul di lengan, kepala, bibir dan jari dipelintir. Untungnya dipisah oleh warga,” jelas Tata.
Atas kejadian itu, Tata mengalami sejumlah memar di tubuhnya dan tangan. Tidak terima dianiaya, lantas Tata melapor ke Polsek IB I.
Kapolsek IB I, Kompol Roy A Tambunan, saat dikonfirmasi wartawan RMOLSUMSEL melalui pesan WhatsApp dan sambungan seluler, Rabu (24/8), membenarkan kejadian tersebut.
“Iya, laporannya ada. Kedua belah pihak yang bersangkutan sama-sama melapor ke Polsek IB I,” ujar Kompol Roy A Tambunan.
Ditanya lebih jauh mengenai perkembangan kasus ini, Roy mengatakan jika kedua pihak yang berseteru tersebut sepakat akan berdamai.
“Rencananya mau ada perdamaian hari ini mas, kita yang memediasinya. Untuk lebih lengkapnya saya belum bisa sampaikan karena masih dalam penyelidikan, nanti setelah perdamaian saja, biar bisa lebih jelas,” ungkapnya.
Untuk diketahui, antrean panjang kendaraan yang ingin membeli BBM telah terjadi sejak dua bulan terakhir. Tepatnya saat pemerintah menaikkan harga jual BBM jenis RON 92 seperti Pertamax, Pertamax Turbo dan sejenisnya. Masyarakat akhirnya banyak yang memilih beralih ke BBM Pertalite yang harganya jauh lebih murah.
- Pertamina Siagakan 7 Mobil Refueller untuk Dukung Penerbangan Haji di Bandara SMB II
- Pertamina Siagakan 95.700 KL Avtur untuk Kelancaran Penerbangan Haji 2025 di 13 Embarkasi
- Pertamina Plaju Gandeng DLHK Verifikasi Capaian Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca